Denpasar, Aktual.com – Raji Sukumaran, Ibunda dari Myuran Sukumaran mengirim surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surat Raji tidak untuk mengkritisi hukuman mati terhadap anaknya yang dilakukan pada 29 April 2015 lalu. Namun, ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk menghentikan segala proses hukuman mati. Apalagi, dalam waktu dekat pemerintah akan melangsungkan proses hukuman mati jilid III.
Raji mengaku tak mengenal siapa-siapa saja yang akan menjalani eksekusi mati. Namun, ia merasa terpanggil untuk menghentikan proses hukuman mati yang menurutnya brutal dan sangat mengerikan.
”Saya tidak mengenal orang-orang ini atau kejahatan yang mereka lakukan. Saya tidak mengenal keluarga mereka, sahabat atau anak-anak mereka. Tetapi, saya mengenal anak saya yang Bapak ambil secara brutal dari saya tahun lalu pada saat ia dieksekusi dengan cara yang paling mengerikan,” tulis Raji, Rabu (27/7).
Raji mengaku secara sadar mengirim surat kepada Presiden Jokowi agar tak lagi melakukan eksekusi hukuman mati kepada siapapun.
“Saya sekali lagi mengirim surat kepada Bapak hari ini untuk kembali memohon belas kasihan, jangan bunuh laki-laki dan perempuan ini. Mereka adalah anak laki-laki, anak perempuan, ayah, ibu, kakak, adik, sahabat dari seseorang,” papar Raji dalam suratnya lagi.
Bagi Raji, hukuman penjara sudah cukup bagi mereka untuk menyesali segala perbuatan keliru yang dilakukannya.
Berikut surat Raji Sukumaran yang dikirimkan kepada Presiden Joko Widodo:
Kepada Yth.
Bapak Presiden Indonesia
Dengan hormat Bapak Presiden,
Nama saya Raji Sukumaran dan saya adalah ibu dari Myuran Sukumaran yang dihukum mati berdasarkan keputusan dari Bapak pada tanggal 29 April 2015 bersama dengan tujuh orang lainnya.
Saya sangat ingin menyampaikan kepada Bapak karena saya telah mendengar bahwa Bapak memutuskan untuk menghukum mati lebih banyak orang lagi. Saya tidak mengenal orang-orang ini atau kejahatan yang mereka lakukan. Saya tidak mengenal keluarga mereka, sahabat atau anak-anak mereka. Tetapi, saya mengenal anak saya yang Bapak ambil secara brutal dari saya tahun lalu pada saat ia dieksekusi dengan cara yang paling mengerikan.
Saya sekali lagi mengirim surat kepada Bapak hari ini untuk kembali memohon belas kasihan, jangan bunuh laki-laki dan perempuan ini. Mereka adalah anak laki-laki, anak perempuan, ayah, ibu, kakak, adik, sahabat dari seseorang. Saya tidak bisa membantu mereka tetapi saya memikirkan hari-hari terakhir ketika saya bersama dengan anak saya, ketika kami berjuang untuk mengucapkan selamat tinggal. Saya mempunyai kesempatan bertemu dengan beberapa yang lain sebelum kematian mereka yang Bapak eksekusi tahun lalu. Saya tahu mereka juga sangat menyesal dan telah menghabiskan waktu yang lama untuk membayar atas kejahatan mereka. Saya memikirkan mereka dan keluarga mereka yang tak berdaya seperti ketika kami menunggu bersama-sama.
Ketika saya mendengar pemerintah Bapak sedang membicarakan mengenai eksekusi tahun lalu saya tidak pernah mengira bahwa hal itu akan dilaksanakan. Bahkan setelah anak saya diberi waktu tiga hari untuk hidup, saya masih tidak mengira bahwa Bapak bisa begitu kejam dan membiarkan mereka melaksanakan eksekusi. Anak saya adalah anak yang baik dan dia hanya terjebak dalam kelompok orang yang tidak baik ketika ia masih muda. Saya rasa hal ini bisa terjadi pada anak atau cucu siapa pun. Sebagai orang tua kami ingin berada di sana untuk anak-anak kami, kami ingin tahu teman-teman mereka dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka di sana. Kadang-kadang kita gagalkan mereka juga.
Saya telah membaca jurnal anak saya yang telah disimpan selama sepuluh tahun terakhir ia di penjara. Myu sangat sedih, ia sangat menyesal dan ingin melakukan yang lebih baik dan menebus semua kesalahannya. Itulah yang membuat saya sangat sedih mengapa ia tidak diberi kesempatan. Ia mengucapkan terima kasih atas sistem penjara pemerintah Bapak yang memungkinkan ia untuk melakukan begitu banyak hal positif selama di dalam penjara agar dirinya menjadi lebih baik dan demikian halnya dengan banyak orang Indonesia.
Saya tahu banyak orang yang juga sangat bersedih karena dia tidak lagi ada di sana untuk membantu. Banyak tahanan tampak kepadanya untuk dukungan. Ia sudah menjalani hukuman selama sepuluh tahun di penjara dan ia akan dengan senang hati memberikan sisa hidupnya dengan membantu lebih banyak orang. Myu sangat ingin hidup dan dia tidak pantas untuk mati.
Saya ingin membicarakan tentang banyak hal dengannya setiap hari tetapi saya tidak bisa. Saya ingin bertanya tentang banyak hal tetapi saya tidak bisa. Pada hari terakhir, ia sangat ingin agar kami kuat dan kami harus menunjukkan kepadanya bahwa kami kuat. Ia berpegangan tangan dengan adik-adiknya selama kami berada di sana. Kami semua sangat takut dan sedih, kami tidak pernah bisa mengatakan sesuatu yang kami ingin katakan.
Bapak adalah satu-satunya orang yang memiliki kekuasaan untuk mencegah eksekusi yang lain. Saya tidak percaya kalau Bapak ingin melihat ibu, ayah, saudara, sahabat, anak-anak dan kakek-nenek berduka untuk orang yang mereka cintai. Mohon jangan biarkan keluarga ini mengalami apa yang telah kami alami. Sebagai seorang ayah dan sekarang kakek Bapak memahami sekali betapa cintanya Bapak kepada mereka, tidak peduli kesalahan mereka. Bapak ingin melindungi mereka, tetapi bapak merasa begitu tak berdaya. Saya harap semoga Bapak mengerti rasa putus asa, kecemasan, sakit serta beban yang akan ditimbulkan pada keluarga orang-orang yang Bapak antar ke kematiannya.
Saya berdoa semoga Bapak menemukan keberanian untuk menunjukkan belas kasihan, karena suatu hari nanti Bapak tidak akan lagi memiliki kekuasaan dan akan melihat kembali pilihan, kesalahan-kesalahan serta keputusan yang telah Bapak ambil.
Hormat saya,
Raji Sukumaran
(Laporan: Bobby Andalan)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan