Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflk dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina. Dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.
“Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah ‘Koalisi Abrahamic’ untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina,” ungkap Jimly.
Jimly menilai, penyelesaian konflik Israel-Palestina sangatlah penting bagi stabilitas kedamaian dunia internasional. Pasalnya, konflik tersebut dapat mengarah kepada konflik antara Islam dan non Islam atau Timur versus Barat.
Lebih lanjut, Jimly mengemukakan masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat seperti konflik Israel-Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.
“Kalau masalah Palestina selesai, maka sebagian masalah kemanusiaan, khususnya hubungan antara Islam dan Barat selesai. Pemerintah di negara Barat saat ini harus berusaha netral. Terhadap konflik ini, jangan berpihak lagi kepada Israel,” Jimly menuturkan.
Konflik Israel dan Palestina kini kembali memanas. Bermula saat ditutupnya gerbang Masjid Al Aqsa oleh tentara Isarel sebagai buntut penyerangan yang dilakukan pemuda Palestina.
Akibatnya, bentrokan tidak dapat terhindarkan setelah tentara Israel melarang kalangan lanjut usia di Palestina memasuki kawasan Kota Tua Yerusalem Timur.
Laporan: Teuku Wildan A
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby