Masih dikatakan Firnan, selain mensurvei soal tingkat popularitas, kapabilitas, dan elektabilitas para calon, IDM juga mencari tahu apa yang menjadi dasar pertimbangan masyarakat Jawa Barat, dalam hal ini yang diwakili oleh 2.178 responden memilih salah satu kandidat.

Hasilnya, sambung dia, sebanyak 89,2 persen responden memilih karena sosok itu memiliki akhlak yang bersih dan tidak korup. Ada 6,7 persen yang memilih kesamaan suku dan etnik, dan 4,1 persen tidak menjawab,” sebut dia.
“Ini mengartikan bahwa preferensi publik Jawa Barat dalam menentukan calon kepala daerah yang akan dipilih pada Pilgub Jawa Barat  2018 mulai bergeser, dari motif primordialisme kesamaan suku dan etnik menjadi lebih rasional,”ujarnya.
“Walaupun, sambung dia, dalam jawaban survei masyarakat Jawa Barat memilih gubernur dengan berdasarkan kesamaan agama masih 76,4 persen dan tidak berdasarkan kesamaan agama sebanyak 19,7 persen sedangkan sisanya 3,9 persen tidak menjawab,” pungkas Bin Firman.
Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu