Jakarta, Aktual.com — Kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, menegaskan jika nanti dirinya terpilih menjadi Ketum maka akan fokus mengurus partai dan tak tergiur dengan jabatan politik di pemerintahan.
Dirinya sekaligus meyakinkan bahwa ketua umum terpilih tidak otomatis menjadi calon presiden di pemilu mendatang.
“Yang terpenting jika saya terpilih tidak akan menjadikan Partai Golkar sebagai tiket calon presiden,” kata Idrus dalam diskusi pembangunan politik dan sistem kepartaian, di Jakarta, Kamis (25/2).
Ditambahkan, untuk urusan pencalonan presiden nantinya bisa dilakukan penjaringan terbuka melalui mekanisme seperti konvensi.
Sebagai contoh, selama 6 tahun menjadi Sekjen Golkar, dirinya mundur dari posisi anggota DPR dan menolak tawaran menjadi menteri karena ingin fokus mengurus partai.
“Ketua umum partai itu dipilih oleh DPD I dan DPD II, sedang presiden itu dipilih rakyat. Karena itulah, jangan jadikan golkar untuk memuaskan syahwat berkuasa,” tutupnya.
Menurut Idrus, agenda besar bagi ketua umum mendatang adalah menyatukan dua kubu yang berkonflik. Oleh karena itulah diperlukan calon ketua umum yang memiliki keluwesan dan bisa diterima oleh kubu yang berseteru.
Ia menambahkan, ketua umum terpilih nanti harus mampu memberikan contoh membangun tradisi berpartai yang baik. Yakni, menjadikan partai politik sebagai instrumen mewujudkan sebuah idealisme politik.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan sosok yang memiliki konsep, komitmen memajukan dan membesarkan partai. Sehingga konflik yang tengah melanda Partai Golkar dapat diselesaikan.
“Kalau ada orang yang mau memimpin Partai Golkar arogan dan mengedepankan kepentingannya sendiri, itu akan menjadi malapetaka dan tidak menutup kemungkinan akan adanya konflik-konflik baru bagi Golkar,” ucapnya.
Oleh karena itu, Idrus berharap dalam Munaslub nanti kader partai lebih bijak dalam memilih calon ketua umum. Pasalnya, ini akan menjadi perwujudan arah politik dan kebijakan partai.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara