Jakarta, Aktual.co —   Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah sebesar 13,37 poin atau 0,25 persen menjadi 5.426,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) turun 2,71 poin (0,29 persen) ke level 942,34. Pelemahan tersebut dipicu oleh sebagian investor yang kembali melakukan aksi ambil untung.

Analis pasar modal menilai sentimen global yang masih variatif membuat sebagian investor kembali mengambil posisi lepas saham.

“Sentimen yang muncul cenderung masih spekulatif, salah satunya kenaikan suku bunga AS, di tengah kondisi itu pelaku pasar cenderung menghindari pasar dengan melakukan aksi jual di pasar saham,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (13/3).

Kendati demikian, menurut dia, potensi indeks BEI untuk kembali menguat masih terbuka, hal itu terlihat dari faktor teknikal yang masih bertahan di posisi 5.400 poin. Diharapkan sinyal positif dari faktor teknikal masih bertahan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pasar Modal BEI Friderica Widyasari Dewi menilai bahwa kondisi pasar modal Indonesia masih cukup stabil meski dibayangi sentimen negatif baik dari global maupun internal.

“Pergerakan IHSG memang sedang anomali, namun kami tetap yakin kinerja pasar modal Indonesia tetap akan positif pada tahun ini,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dana investor asing di pasar saham yang masih tinggi menunjukkan industri pasar modal domestik masih kondusif. Apalagi, orientasi investor bersifat jangka panjang.

Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 232.527 kali dengan volume mencapai 5,33 miliar lembar saham senilai Rp5,43 triliun.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 25,25 poin (0,11 persen) ke 23.823,21, indeks Bursa Nikkei naik 263,14 poin (1,39 persen) ke 19.254,25 dan Straits Times melemah 10,83 poin (0,32 persen) ke posisi 3.362,77.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka