Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Tbk, Arief Goenadibrata (kanan) bersama Direktur Utama Bursa Efek Indonesia ,Inarno Djayadi melihat dari dekat layar lantai bursa disela sela pencatatan saham perdana PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) di Main Hall,BEI,Jakarta, Kamis (30/8). MOLI tercatat sebagai emiten ke 34 di BEI di tahun 2018 dengan melepas 351.000.000 saham atau 15,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. MOLI adalah perusahaan holding yang menaungi PT Molindo Raya Industrial sebagai pabrik Ethanol dengan kapasitas produksi 80.000 KL per tahun, Perusahaan ini didirikan di Malang pada tahun 1965. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini diprediksi akan menguat ke kisaran 5848-5872. Penguatan tersebut didorong oleh faktor eksternal dan kinerja positif emiten.

“IHSG diperkirakan dapat bertahan di atas support 5818-5828 dan Resisten dapat menyentuh kisaran 5848-5872,” ujar analis CSA Research Institute-AAEI, Reza Priyambada dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (22/10).

Menurutnya, Pelemahan IHSG telah membuat lajunya menutup sempurna utang gap 5800-5819 sehingga diharapkan aksi jual dapat lebih mereda. Di sisi lain, sentimen global yang mulai berkurang tekanannya dengan diimbangi mulai adanya rilis kinerja dari sejumlah emiten dapat memberikan sentimen positif pada IHSG untuk bergerak berbalik menguat.

“Selain itu, masih adanya sejumlah berita positif terutama dari para emiten juga diharapkan membantu penguatan IHSG. Diharapkan aksi ambil untung tidak terjadi banyak untuk membuat posisi IHSG berbalik naik. Tetap mewaspadai adanya potensi pelemahan lanjutan,” jelasnya.

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan kemarin, Pergerakan IHSG masih kembali melanjutkan pelemahannya seiring masih adanya aksi jual. Kenaikan kali ini tidak diikuti dengan penguatan Rupiah. Pergerakan bursa saham Asia yang cenderung mendatar dan kembali meningkatnya laju imbal hasil obligasi turut mempengaruhi laju IHSG.

Pergerakan sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar yang masuk dalam deretan daftar looser membuat pergerakan IHSG kembali melemah. Adanya sentimen kenaikan kredit perbankan sebesar 12,7 persen YoY hingga September 2018 belum mampu mengangkat IHSG, bahkan terhadap saham-saham perbankan itu sendiri. Kembalinya aksi jual membuat laju IHSG berada di kisaran target support 5813-5828.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka