Jakarta, Aktual.co — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup tertekan sebesar 1,27 persen seiring dengan pergerakan bursa saham di kawasan Asia.

IHSG BEI ditutup melemah 70,15 poin (1,27 persen) menjadi 5.444,63. Sementara kelompok 45 saham unggulan(indeks LQ45) turun 14,23 poin (1,48 persen) ke level 946,54.

IHSG BEI mendapat imbas negatif dari bursa saham Asia yang bergerak melemah menyusul ekspektasi bank sentral AS (the Fed) akan menaikan suku bunganya (Fed fund rate) lebih cepat dari perkiraan setelah data tenaga kerja non-pertanian AS tumbuh.

“Kenaikan Fed fund rate akan memicu aset dalam bentuk dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor sehingga dapat mendorong dana investasi di pasar negara berisiko berpindah ke AS, situasi itu akan berdampak negatif di pasar saham,” ujar Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Haryanto di Jakarta, Senin (9/3).

Kendati demikian, menurut dia, sentimen the Fed itu hanya bersifat sementara, investor tentu akan melakukan perhitungan ulang investasinya. Investor akan melihat fundamental negara-negara berkembang yang dinilai mencatatkan pertumbuhan.

“Sejauh ini, Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi bagi investor,” katanya.

Ia mengemukakan bahwa valuasi IHSG juga masih cukup atraktif dengan “price to earning ratio” (PER) sekitar 16 kali. Valuasi IHSG BEI itu masih bersaing dengan bursa saham di kawasan Asia yang berkisar 14-17 kali. Dengan asumsi tersebut, maka potensi IHSG melanjutkan kenaikan masih terbuka.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menambahkan bahwa koreksi yang terjadi pada saham-saham di dalam negeri pada awal pekan ini (Senin, 9/3) dapat dijadikan peluang untuk melakukan akumulasi pembelian.

“Secara teknikal, IHSG masih menunjukan potensi penguatan menuju level batas atas 5.547 poin. Potensi penguatan IHSG BEI juga masih didukung oleh ekonomi Indonesia yang stabil, sehingga belum ada hal hal yang perlu di khawatirkan,” katanya.

Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 260.534 kali dengan volume mencapai 4,24 miliar lembar saham senilai Rp5,46 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 71 saham, yang melemah 237 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 92 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 40,95 poin (0,17 persen) ke 24.123,05, indeks Bursa Nikkei turun 180,45 poin (0,95 persen) ke 18.790,55, dan Straits Times melemah 12,94 poin (0,38 persen) ke posisi 3.404,57.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka