Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/7). Setelah sepekan libur Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan melesat di hari pertama perdagangan. Indeks ditutup menguat 1,96% menjadi 5.069,02 dengan volume transaksi sebesar 6,09 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 9,18 triliun. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan pasar modal sepanjang tahun 2016 memang alami fluktuasi tinggi. Hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup akhir tahun alami pelemahan 0,11 persen ke level 5.296,71 secara harian. Kendati secara bulanan naik 2,87% dan secara tahunan menguat 15,32%.

Namun di tahun ini, volatilitas IHSG tetap akan tinggi. Makanya, pihak pemerintah diminta untuk mampu menciptakan sentimen positif untuk kuat pasar, baik di pasar modal atau passr uang.

“Di tahun depan, pemerintah harus mampu ciptakan sentimen positif dan realisasi atas kebijakan pemerintah masih diperlukan untuk mendukung penguatan pasar saham dan juga nilai tukar rupiah,” ujar senior analyst PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Minggu (1/1).

Untuk itu, kata dia, pelaku pasar membutuhkan kepastian akan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia. Dengan indikator seperti stabilnya nilai inflasi, realisasi langkah-langkah konkret atas kebijakan yang sudah direncanakan, perbaikan sarana infrastruktur, perbaikan nilai ekspor dan impor untuk kurangi defisit perdagangan dan pembayaran hingga perbaikan Produk Domestik Bruto (PDB).

“Dalam hal ini, pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk mendukung peningkatan PDB. Makanya diperlukan juga peningkatan investasi di dalam negeri secara riil agar perekonomian membaik,” tegas Reza.

Apalagi memang, efek Trump juga masih kuat. Karena setelah dilantik nanti sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), ada potensi hengkangnya dana-dana asing (capital outflow) dari Indonesia.

“Jika itu benar-benar hengkang, maka likuiditas pasar saham dan SUN (Surat Utang Negara) pastilah akan kering,” ucapnya.

Sementara untuk sektor saham di tahun ayam api ini, kata Reza, sektor perbankan dan manufaktur (gabungan dari konsumer, industri dasar, dan aneka industri) masih menarik.

“Dan sektor tambang juga yang diharapkan dapat menemukan momentum kenaikannya kembali seiring dengan ekspektasi membaiknya harga sejumlah komoditas karena perbaikan permintaan di tahun depan,” tegas dia.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby