Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (22/7) sore, bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp13.349 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.335 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS di tengah minimnya volume transaksi dan sentimen positif pascaliburan Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriah,” kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Rabu (22/7).
Menurut dia, koreksi nilai tukar domestik itu menyusul aksi pelaku pasar uang di dalam negeri yang masih cenderung melepas aset instrumen mata uang rupiah seiring dengan minimnya realisasi penyerapan anggaran belanja modal di sepanjang semester pertama tahun ini.
“Minimnya penyerapan belanja modal membuat konsumsi domestik menjadi turun sehingga laju ekonomi Indonesia relatif mendatar,” katanya.
Ke depan, dia mengharapkan penyerapan anggaran belanja modal pada semester kedua 2015 lebih baik daripada sebelumnya sehingga dapat mendongkrak daya beli masyarakat yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Dari eksternal, lanjut dia, belum adanya kepastian bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) untuk menaikan suku bunganya (Fed fund rate) masih menjadi salah satu penahan bagi nilai tukar rupiah untuk bergerak menguat.
“Ketidakpastian the Fed terkait kenaikan suku bunga telah menyandera laju mata uang rupiah untuk bergerak menguat sejak 2014,” ucapnya.
Kepala Riset NK Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) masih membayangi mata uang di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.
“Sebagian pelaku pasar uang masih terus melakukan langkah antisipasi terhadap nilai tukar rupiah karena dianggap berisiko jika the Fed menaikkan suku bunga,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu (22/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.368 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.329 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka