Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (6/12), dibuka menguat tipis seiring terbatasnya aksi beli investor di tengah sentimen pasar yang bervariasi.

IHSG dibuka menguat tipis 8,66 poin atau 0,14 persen menjadi 6.160,78. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,81 poin atau 0,18 persen menjadi 988,17.

“IHSG menguat seiring sebagian investor masih melakukan aksi beli, namun pergerakannya terlihat masih berada di area konsolidasi di tengah sentimen pasar yang bervariasi,” kata Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya di Jakarta, Jumat (6/12).

Menurut dia, aliran dana investor asing yang masih terus mengalir ke pasar saham domestik menunjukkan pasar modal Indonesia masih prospektif sehingga dapat menjaga kinerja IHSG hingga akhir tahun ini. Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp40,95 triliun sejak awal tahun hingga 5 Desember 2019.

“Dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola tren menguat, hari ini IHSG diprediksi bergerak di kisaran 5.989-6.189 poin,” katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan bahwa sentimen pasar saham kembali diselimuti ketidakpastian kesepakatan perdagangan AS-China, situasi itu dapat menahan pergerakan indeks BEI.

“Pasar berharap akan ada kesepakatan antara AS dan China, namun tiba-tiba ada perkembangan di Hong Kong, jadinya agreement AS dengan China bisa saja setelah Pemilu 2020. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan turunnya kepercayaan dunia usaha sehingga semakin berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Presiden AS, Donald Trump hanya menginginkan perjanjian perdagangan fase satu dengan China lebih menguntungkan untuk AS. Pernyataan itu bisa menggagalkan kesepakatan yang tengah dirintis kedua negara.

“Artinya pernyataan Trump kontrarian dengan pernyataan sebelumnya yang menyebutkan AS dan China semakin mendekati penyelesaian,” katanya.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 82,50 poin (0,35 persen) ke 23,382,60, indeks Hang Seng menguat 181,19 poin (0,69 persen) ke 26.398,19, dan indeks Straits Times menguat 6,37 poin (0,20 persen) ke posisi 3.180,56.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin