Suasana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7). IHSG ditutup melemah 0,65 persen atau 31,96 poin ke posisi 4,869.85 pada penutupan bursa saham sebelum libur lebaran dan akan kembali diperdagangkan pada Kamis (23/7) mendatang. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna/ed/pras/15

Jakarta, Aktual.com — Analis First Asia Capital, David Sutyanto mengungkapkan bahwa sepanjang Agustus lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 6,10 persen menyusul gejolak di bursa global dan kawasan.

Menurutnya, tekanan jual ini sebagai dampak keluarnya dana global dari pasar emerging market menyusul kekhawatiran perekonomian China dan rencana kenaikan tingkat bunga The Fed yang berakibat buruk bagi pergerakan rupiah atas dolar AS yang melemah hingga 4 persen Agustus lalu dan menembus level Rp14000.

“Sepanjang Agustus lalu penjualan bersih asing di pasar saham mencapai Rp9,82 triliun,” kata David di Jakarta, Selasa (1/9).

Dikatakannya, pelemahan rupiah atas dolar AS akibat gejolak pasar global juga telah memperburuk outlook perekonomian domestik tahun ini. Bank Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi hanya 4,89% dari angka sebelumnya di kisaran 5%-5,4%.

Sedangkan, IHSG pada perdagangan akhir Agustus kemarin, Senin (31/8), berhasil berakhir di teritori positif di tengah sentimen negatif bursa kawasan Asia.

“IHSG berhasil dtutup di atas level 4500 yakni di 4509,607 atau menguat 63,406 poin (1,43%). Terutama dimotori sejumlah saham unggulan di sektor perbankan, konsumsi, dan aneka industri. Pemodal terlihat melakukan aksi window dressing menyusul tekanan jual yang terjadi sepanjang Agustus kemarin,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: