Jakarta, Aktual.com — Presiden Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Sukatmo Padmosukarso mengatakan pengadaan listrik dengan energi terbarukan penting dilakukan, khususnya untuk perkotaan.

“Dalam ‘smart city’ paling penting pengadaan elektrifikasi memberdayakan energi terbarukan. Kalau dari batu bara menggunakan teknologi agar pembuangan tidak membahayakan lingkungan,” tutur dia dalam diskusi bertema “Smart City dan Perbankan” dalam Indonesia Banking Expo (IBEX) di Jakarta, Kamis (10/9).

Perwujudan “smart city”, bukan hanya melalui penyediaan infrastruktur, melainkan juga pertimbangan pembangunan yang berkelanjutan dengan mendukung keberlangsungan lingkungan.

Meski begitu, penerapan hal tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar, sementara anggaran pemerintah untuk infrastuktur di seluruh Indonesia juga terbatas.

“Untuk itu, infrastruktur listrik membutuhkan peran pemerintah kota/kabupaten dan pusat untuk mengadakan karena pemerintah pusat saja tidak punya cukup anggaran,” ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono mengatakan “smart city” harus efisien dalam menggunakan energi.

“Selama ini yang diperhatikan hanya ‘supply’ dari energi misalnya dengan pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Mw, ‘smart city’ harus disertai dengan gerakan efisiensi energi,” ujar dia.

Menurut Kristiono, energi efisiensi adalah sumber energi yang tidak kelihatan dan memiliki potensi yang besar. Selain itu, ia menekankan efisiensi tidak mengurangi kenyamanan dengan menerapkan penggunaan berdasar prioritas.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka