Jakarta, Aktual.co — Seiring dengan komitmen pemerintah yang akan gencar membangun sarana dan prasarana penunjang perekonomian, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menargetkan pembiayaan infrastruktur dapat tumbuh hampir dua kali lipat menjadi Rp6 triliun pada 2015.

Chief Financial Officer IIF Ari Soerono mengatakan target pembiayaan itu akan diarahkan ke beberapa sektor pembiayaan, seperti infrastruktur pembangkit listrik, pelabuhan, bandara, jalan tol, telekomunikasi, air, serta minyak dan gas bumi.

“Tahun depan pembiayaan dapat Rp6 triliun. Adapun tahun ini, hingga Oktober 2014, pembiayaan sudah sekitar Rp3,5 triliun,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/12).

Komitmen IIF pada 2014, berkisar Rp3-Rp4 triliun. Komitmen itu menjadi rata-rata yang diperoleh IIF setiap tahunnya dari pasar modal, surat utang, maupun pinjaman perbankan. Ari mengatakan pada 2015 target yang dibidik Rp6 triliun, mengingat masih terdapat sisa dari pendanaan yang belum disalurkan ke pembiayaan dari beberapa tahun sebelumnya.

“Perusahaan pun semakin percaya diri akan mendapat kemudahan pendanaan, dan juga kepercayaan dalam pembiayaan, mengingat para pemegang saham merupakan lembaga keuangan terkemuka secara multinasional,” kata Ari.

Selain itu, dia meyakini, minat investor, baik domestik maupun asing akan semakin menggebu-gebu untuk menanamkan modal di proyek infrastruktur pada 2015.

Chief Investment Officer – Domestic Client IIF Harold Tjiptdjaja memperkirakan pemerintah dalam lima tahun ke depan memerlukan pembiayaan Rp1.700 triliun dari swasta untuk membangun infrastruktur.

Kebutuhan dari swasta itu diambil dari total kebutuhan pembiayaan infrastruktur dengan ketersediaan yang dimiliki pemerintah dari kebijakan fiskal APBN.

“Dari ‘gap’ inilah yang akan kita bantu (pemerintah) untuk bisa merangkul swasta,” katanya.

Selain sebagai penyalur pembiayaan, IIF juga berperan sebagai konsultan kepada swasta maupun pemerintah dalam hal pembiayaan infrastruktur, salah satu contohnya dengan kerja sama mengembangkan skema Public Private Partnership (PPP).

Mengenai pencapaian 2014, Harold mengatakan dengan pembiayaan sekitar Rp3,5 trilun, infrastruktur yang telah berhasil digarap pada tahun ini adalah sektor kelistrikan, seperti pembangunan beberapa pembangit listrik, jalan tol, dan pelabuhan.

“Tahun depan semoga dapat kita biayai 20 proyek lebih,” katanya.

IIF merupakan perusahaan pembiayaan yang didirikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 100/2009 yang fikusnya untuk berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial.

Saham IIF dimiliki oleh pemerintah, melalui PT SMI sebesar 33,88 persen, Asian Development Bank (19,99 persen), International Finance Corporation (19,99 persen), DEG Jerman (11,24 persen), dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (14,9 persen).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka