Pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu melaksanakan Upacara bendera di area pengeboran Geothermal Cluster K di Tanggamus, Ulebelu, Lampung, Senin (17/8). Upacara bendera di area pengeboran geothermal itu untuk memperingati HUT RI ke-70. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Jakarta, Aktual.com – Pameran Indonesia Internasional Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016 menekankan diperlukannya inovasi dalam pengembangan energi panas bumi (geothermal) demi mencapai target yang dibebankan sebesar 7.000 megawatt (MW) pada 2025.

“Target ini merupakan target yang ambisius karena hingga saat ini total kapasitas panas bumi sebesar 1.493,5 MW. Artinya, masih ada kekurangan sebesar kurang lebih 5.500 MW yang haris didapatkan dalam kurun waktu 10 tahun atau 550 MW per tahun,” kata Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Abadi Poernomo pada pembukaan Pameran IIGCE di JCC Senayan Jakarta, Rabu (10/8).

Abadi mengatakan pameran ini menjadi sarana pertemuan antara pemangku kebijakan dan investor potensial dalam mengembangkan panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan potensial di Indonesia.

Menurut dia, target untuk mengembangkan energi panas bumi sebesar 7.000 MW pada 2025 memerlukan investasi yang sangat besar yakni empat-lima juta dolar AS per MW serta dukungan pihak swasta.

Ia menjelaskan untuk mendatangkan investasi luar biasa ini, dibutuhkan beberapa hal, pertama, tarif listik yang menarik bagi pengembang panas bumi, kedua adanya jaminan pembelian listrik oleh PT PLN (Persero) sebagai “off taker” dan ketiga kepastian hukum.

Kepastian hukum antara lain tidak diterbitkannya peraturan perundangan baru yang membebani keekonomian proyek.

“Saat ini PT PLN juga telah menunjukkan komitmennya untuk merealisasikan target yang ditetapkan pemerintah melalui pembelian listrik sesuai tarif yang diatur pemerintah,” ujar Abadi.

Selain itu, eksplorasi juga menjadi kegiatan kunci dalam rantai bisnis panas bumi. Ia meyakini Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengusahaan Tidak Langsung (in direct use) pengganti PP 59/2007 yang segera terbit akan lebih mendorong investor untuk melakukan pengeboran eksplorasi.

IIGCE yang diisi oleh 45 booth pameran teknologi geothermal ini berlangsung pada 10-12 Agustus 2016 dan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Selain Wapres Jusuf Kalla, pembukaan juga dihadiri Menteri ESDM Arcandra Tahar, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana, serta pimpinan perusahaan seperti Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Kegiatan sekaligus forum pertemuan ilmiah tahunan (PIT) ke-16 tersebut juga merupakan agenda resmi Asosiasi Panasbumi Indonesia yang dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai negara serta ditargetkan mencapai 5.000 pengunjung.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid