Oleh karenanya, Muqowam yang mewakili IKA PMII mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menentang klaim tersebut. Ajakan ini sendiri tertuang dalam salah satu sikap resmi yang dikeluarkan IKA PMII terkait polemik Yerusalem.

Berikut adalah empat poin yang menjadi pernyataan resmi IKA PMII dalam menyikapi polemik Yerusalem
1. Bahwa negara dan seluruh rakyat Indonesia, apapun agamanya, harus mengecam dan menentang sikap Amerika Serikat yang angkuh, arogan, tidak menghargai keberadaan negara-negara lain, dan memacing munculnya instabilitas baru di dunia. Hal ini harus menjadi cara pandang keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama dalam kerangka menjaga NKRI dan merawat kebhinekaan.
2. Untuk kepentingan dan masa depan Negara dan Bangsa Indonesia, kami mendukung sikap tegas Presiden Jokowi yang menolak penetapan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Kami menilai Presiden sangat memahami, menghayati dan menghormati kebatinan masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam dan menjadikan keberagamaan sebagai faktor pemersatu Bangsa Indonesia.
3. Kami meminta kepada Presiden Jokowi agar atas nama negara, bangsa, dan rakyat Indonesia segera melakukan langkah-langkah strategis dan nyata, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional, untuk mendesak agar Trump segera mencabut kebijakannya tersebut dan mencegah dampaknya terhadap terciptanya instabilitas yg mengancam keamanan dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan