Jakarta, Aktual.co — Penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung dinilai berdampak pada roda ekonomi di sekitar Gedung Merdeka pusat pertemuan berlangsung. Namun sangat sesalkan, selama berlangsung KAA di Bandung justru memberikan efek negatif terhadap perekonomian rakyat kecil.

“Setidaknya ada empat pasar yang dipastikan tidak dapat beroperasi pada besok Jumat (24/4),” ujar Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri di Jakarta, Kamis (23/4).

Menurutnya, Empat pasar yang tidak dapat beroperasi yakni; Pasar Baru, Perbelanjaan Kota Kembang, Cikapundung, dan Banceuy. Pasar tersebut tidak boleh beroperasi mulai Kamis hingga sabtu. Jumlah terbesar ada di Pasar Baru. Tempat belanja favorit wisatawan tersebut, kurang lebih 6700 Pedagang pasar dan PKL tidak bisa mencari nafkah.

“Pemerintah semestinya tidak hanya mementingkan satu unsur saja tanpa memikirkan nasib para pedagang yang tidak bisa berjualan, bahkan jika direncanakan dan di desain dengan baik, pemerintah  justru bisa memberikan kesan positif terhadap negara-negara yang hadir bahwa ada kearifan lokal di Indonesia khususnya di bandung melalui Pasar Tradisional,” jelasnya.

Ditengah berlangsungnya Konfrensi Pemimpin Asia dan Afrika tersebut, Indonesia selaku tuan rumah mampu memperlihatkan sinergisitas antara keamanan dan laju roda ekonomi kecil, dalam hal ini diwakili olah pedagang pasar tradisional. Pedagang pastinya sangat Peduli dan akan membantu kesuksesan kegiatan tersebut.

“Namun jika kebijakan meliburkan pasar tradisonal tersebut tetap harus dilaksanakan kami berharap Pemerintah memiliki rasa kemanusiaan yang adil, ketika membuat berhentinya roda ekonomi di pasar yang jadi lahan pedagang tradisional, tentu akan berdampak terhadap kehidupan pedagang kecil,” tegasnya.

Pihaknya meminta Pemerintah untuk memberikan kompensasi yang adil dan memanusiakan sehingga roda ekonomi keluarga para pedagang tetap bisa “hidup” seperti biasanya.

“Sebaiknya pemerintah memberikan kompensasi yang adil agar pedagang tetap “hidup” seperti biasanya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka