Jakarta, Aktual.com – Sikap Presiden Joko Widodo yang mengundang semua investor di seluruh dunia seolah percuma, jika pemerintah tak mau memperbaiki iklim investasinya.
Pasalnya, perilaku suap dan pungutan liar (pungli) masih ada dalam iklim investasi tersebut.
“Makanya, kualitas investasi di Indonesia itu sangat rendah. Karena iklim investasi Indonesia belum terlalu baik, sehingga yang kita lihat investasi yang masuk ke Indonesia itu adalah investasi kelas dua atau kelas tiga. Istilahnya investor kelas teri,” cetus peneliti CSIS, Yose Rizal Damuri, di Jakarta, ditulis Kamis (12/1).
Bahkan terkadang, investasi yang masuk sifatnya sangat disayangkan. Seperti Apple, kendati mengincar pasar Indonesia tapi tak mau berinvestasi di Indonesia.
“Karena iklimnya belum berubah. Apple tak mau bayar pungli atau suap. Makanya tak aneh investor-investor yang bagus akan menjauh dari Indonesia. Terutama yang dari AS. Padahal kita mestinya bisa mendatangkan investor kakap,” terang dia.
Apalagi, lanjutnya, setelah AS dipimpin Donald Trump, investor dari Negeri Paman Sam itu bisa jadi tak akan banyak. Kecuali, yang sifatnya memang terpaksa, seperti di sektor pertambangan atau jasa, karena memang pilihannya hanya di Indonesia.
“Dari dulu, investor AS memang seperti itu. Tapi kalau bisa dilakukan di negara lain, pasti akan ke negara lain. Karena beda nature-nya,” jelas Yose.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh: