Namun, kata Patria, generasi muda 30-50 tahun mendatang akan mempelajari sejarah yang sumbernya digital. Sebab, kata Patria, banyak orang terutama orang Indonesia gemar menyampaikan banyak hal di media sosial.
Berdasarkan penelitian media sosial We Are Social & Hootsuite tahun 2018, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 130 juta.
“Oleh karena itu, lewat diskusi ini, Iluni Sejarah UI sekaligus ingin mengingatkan kita semua untuk menjaga perilaku saat sedang menggunakan medsos. Karena apa yang kita posting sekarang di akun medsos masing-masing, akan menjadi cerminan peradaban kita. Kita tentu tidak ingin peradaban digital Indonesia didominasi pembahasannya dengan soal-soal receh, soal hoaks, atau soal marah-marah saja,” kata pria bergelar studi master komunikasi dari London, Inggris, itu.
Sementara itu, sejarawan Publik Universitas Indonesia, Kresno Brahmantyo mengatakan, sumber digital pada masa mendatang akan menjadi tren bagi para sejarawan.
Oleh karena itu, Kresno menantang para pengguna media sosial saat ini mempublikasikan segala hal yang baik karena akan menjadi sumber sejarah pada masa mendatang.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid