Jakarta, Aktual.co — Imam Masjid Raya Al Hikmah New York Amerika Serikat Muhammad Shamsi Ali mengajak masyarakat untuk menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
“Kita tampilkan Islam Nusantara yang mudah tersenyum, Islam Nusantara yang tawadhu’, Islam Nusantara yang bergotong royong, Islam Nusantara yang saling mencintai, itulah Islam yang kita miliki di sini, dan karakter seperti inilah yang dirindukan dunia Barat,” kata Shamsi saat memberikan ceramah dalam perayaan Maulid dan Milad VI Forum Kajian Cinta Al Qur’an (FKCA) di Makassar, Sabtu (17/1).
Dalam kesempatan tersebut, pria asal Bulukumba, Sulsel ini mengajak masyarakat untuk mengubah pandangan dunia Barat terhadap Islam dengan menunjukkan Islam yang ramah.
“Kita ubah pandangan mengenai Islam dari yang suka berperang menjadi cinta damai, dari bermusuhan menjadi bersahabat,” katanya.
Ia mengatakan banyak orang di Barat secara naif menghakimi umat Islam hanya berdasarkan gambaran yang mereka peroleh dari televisi. Salah satunya adalah pengusaha terkenal Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut Muhammad Syamsi, beberapa tahun yang lalu melalui media di New York, Donald Trump berpendapat Islam adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Ketika mendengar hal tersebut, ia kemudian merasa tersinggung karena selama bertahun-tahun telah berusaha membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak di New York. Hal ini mendorongnya untuk melakukan pertemuan langsung dengan Donald Trump.
Pada pertemuan tersebut, lanjutnya, ketika mereka datang, Donald Trump langsung menyambut dan menyalami mereka satu per satu, dan menanyakan dimana yang namanya Imam.
“Rupanya Donald Trump beranggapan Imam adalah seseorang yang memakai jubah,” ujarnya.
Di luar dugaan, ketika mereka memasuki ruangan Donald Trump justru tertawa.
“Ketika saya bertanya kenapa?, Donald Trump justru bilang ‘saya tidak pernah bermimpi bertemu Muslim yang bisa tersenyum’,” kata dia menirukan.
Jadi, lanjutnya, ternyata selama ini Donald Trump hanya melihat Muslim dari televisi.
“Dia cuma melihat Muslim maunya perang, berkata-kata kasar, itu yang dia lihat dari televisi, dia tidak menyangka Muslim juga bisa tersenyum,” jelasnya.
Dia kemudian mengatakan kepada Donald Trump betapa naifnya jika Donald Trump membuat penilaian terhadap 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia hanya berdasarkan apa yang ditampilkan di televisi.
Untuk ‘meng-counter’ hal ini, ia kembali mengajak masyarakat untuk menunjukkan Islam sebagai rahmat. “Mari kita tunjukkan bagaimana Islam yang menjadi rahmat bagi alam semesta,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















