Jakarta, Aktual.com – Banyak dari beberapa ulama yang hidup di zaman para sahabat atau setelahnya hingga sekarang terkenal memiliki hafalan-hafalan yang sangat kuat. Bahkan ada sebagian ulama yang diberikan oleh Allah Swt kekuatan hafalan yang hanya melihat mushaf sekejap langsung hafal.
Di antara ulama yang diberikan kemampuan menghafal dengan cepat yaitu Qatadah bin Di’amah as-Sadusi atau yang lebih dikenal sebagai Imam Qatadah. Beliau berasal dari suku Bani Syaiban bin Dzuhl bin Tsa’lab bin Bakr bin Wail yang merupakan suku Arab bagian utara.
Imam Adz Dzahabi menyebut beliau sebagai Hafidzul ‘Ashr dan Qudwatul Mufassirin wal Muhadditsin (Penghafal di masanya dan suri tauladannya para ahli tafsir dan ahli hadits). Ulama yang berasal dari masa Tabi’in ini dilahirkan pada tahun 60 H dalam keadaan kedua matanya buta.
Sebagai Mufassir (Ahli Tafsir), beliau memang senantiasa menghabiskan waktunya membaca al-Quran dengan hafalannya. Di hari-hari biasa beliau senantiasa mengkhatamkan al-Quran dalam waktu 7 hari, sedangkan di bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan al-Quran 3 hari, sedangkan di akhir-akhir bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan al-Quran dalam waktu sehari semalam.
Pujian ulama-ulama terhadap dirinya pun mengalir banyak sekali, Ghalib bin Al-Qaththan berkata, “Siapa yang ingin melihat manusia dengan hafalan paling kuat yang pernah kita jumpai maka hendaknya ia melihat kepada Qatadah.
Suatu ketika, Qatadah datang menemui Said bin Musayyib. Dalam perjumpaannya tersebut Qatadah mengambil banyak sekali riwayat-riwayat hadits dari Said bin Musayyib. Said bertanya kepada Qatadah, “Seluruh apa yang engkau tanyakan kepadaku bisa menghafalnya?”
“Ya,” jawab Qatadah.
Karena merasa kagum, Said memuji beliau dengan berkata, “Aku tidak menyangka Allah telah menciptakan manusia seperti dirimu. Tidak ada orang Irak yang pernah kutemui hafalannya lebih kuat daripada Qatadah.”
Qatadah sendiri pernah menyatakan, “Aku tidak pernah sama sekali mengatakan kepada orang yang bicara kepadaku, ‘Tolong ulangi lagi ucapan Anda.’ Dan apa saja yang didengar oleh telingaku pasti tersimpan dalam hatiku.”
Itulah salah satu sosok ulama yang diberikan oleh Allah Swt kekuatan hafalan yang begitu dahsyat.
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra