Jakarta, Aktual.co — Akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berdampak pada PT Kereta Api Indonesia (Persero). BUMN perkeretaapian ini terpaksa harus menaikan tarif kereta api jarak jauh dan sedang mulai 1 April 2015 mendatang. Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
Menurutnya, kurs nilai tukar rupiah terhadap USD sangat mempengaruhi tarif KA lantaran beberapa suku cadang (sparepart) kereta milik KAI dalam pembayarannya menggunakan kurs USD.
“Masalah kurs kan sekarang sudah sampai Rp13.000 per USD, jadi kurs dolar sangat mempengaruhi karena sebagian besar dari sparepart kita juga mengandung kurs dolar. Saya pikir itu variabel yang diperhitungkan untuk menaikan (tarif),” kata Edi di Jakarta, Jumat (6/3).
Edi menambahkan, selain itu harga bahan bakar pun juga menjadi salah satu penyumbang kenaikan tarif tersebut. Dikatakannya, meski saat ini harga solar tidak mengalami kenaikan, namun pada saat harganya naik beberapa waktu lalu, KAI belum melakukan penyesuaian.
“Ada beberapa faktor yang belum kita adjust (sesuaikan) sejak dulu, yaitu bahan bakar. Meskipun sekarang sudah turun, tapi kemarin kan sempat naik. Nah itu belum kita sempat kita adjust,” ungkap Edi.
Ia menjelaskan, jika dirunut ke belakang, pada dasarnya tarif KA tidak mengalami kenaikan, hanya kembali ke harga semula. Hal ini lantaran menjaga agar anggaran public service obligation (PSO) untuk kereta api kelas ekonomi bisa mencapai Desember 2015 mendatang.
“PSO itu Klo memang enggak dinaikkan, kita akan berhenti di Juni. Karena memang kita berkeinginan, pemerintah berkeinginan sampai Desember maka ini kan enggak bisa diabiskan Juni. Maka dinaikkan sedikit lah,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:













