Jakarta, Aktual.co — Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies (IMES) Erwin Usman menyarankan agar dirut pertamina adalah orang yang dipercaya Jokowi bukan atas rekomendasi sekumpulan keluarga. Hal itu melihat semangat Nawa Cita dan Tri Sakti yang digemborkan Jokowi mengusung semangat pembaharuan dan perubahan.

“Melihat semangat perubahan dan pembaruan yang digemborkan Jokowi, sebaiknya dirut Pertamina merupakan orang kepercayaan Jokowi diambil dari kalangan profesional, bukan dari birokrasi, atau orang Pertamina yang sarat dengan kepentingan kelompok dan keluarga,” ujar Erwin yang juga mantan anggota pokja energi Tim Transisi Jokowi-JK kepada Aktual di Jakarta, Kamis (30/10).

Menurutnya, semangat revolusioner Jokowi dalam merombak sistem di Pertamina akan muncul ketika dirutnya merupakan orang profesional kepercayaan Jokowi. Pasalnya, disitu akan muncul semangat perubahan dan pembaharuan tanpa ada konflik kepentingan kelompok dan keluarga.

“Spirit yang digaungkan adalah revolusi yang berarti perubahan dan pembaharuan. Jika dirut Pertamina memiliki ‘vested interest’ atau kepentingan kelompok maka dia akan mudah dipengaruhi dan condong untuk kelompoknya sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, Dirut Pertamina harus bisa merombak sistem yang ada di dalamnya dan membuang jauh-jauh konflik kepentingan. Selain itu, lanjutnya, dirut Pertamina harus memiliki integritas yang bagus.

“Pertama Dirut Pertamina harus miliki rekam jejak yang baik, ahli dan tentu saja profesional,” ujarnya.

Terkait rekam jejak, bisa dilihat dari langkah-langkah yang dilakukan ketika dia menjabat di tempat sebelumnya dia bekerja, termasuk sikap kenegarawanan dan ahli dibidangnya. Apabila dia pernah dipanggil pihak kepolisian atau KPK, itu berarti rekam jejaknya tidak baik.

“Kalau dia pernah bersentuhan dengan hukum, atau diperiksa KPK. Artinya dia ikut tahu dan termasuk orang yang bertanggung jawab atas kasus tersebut,” tegasnya.

Mestinya, Rini selaku menteri BUMN menyingkirkan nama-nama tersebut. Banyak yang lebih profesional dan ahli dibidangnya.

“Seharusnya penunjukan Widyawan Prawiratmadja dan mantan-mantan binaan Ari Seomarno tidak usah dipakai lagi sebagai langkah pembaruan sektor Energi,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Rini Seomarno membantah bahwa dirinya akan mencalonkan kakak kandungnya, Ari Seomarno masuk dalam jajaran komisaris Pertamina.

“Enggalah, itu semua dengan fit and proper, ada proses lanjutan dan juga proses lainnya,” ujar Rini di Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa nama menjadi kandidat kuat pengganti Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan seperti Hari Karyuliarto, Darwin Silalahi dan Achmad Faisal.

Achmad Faisal merupakan Mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno ini kuat menjadi salah satu kandidat Dirut Pertamina. Hal ini tak lepas atas “endorsment” Jusuf Kalla dan Ari Soemarno.‎ Dirinya diketahui banyak memberikan fasilitas dan konsesi terkait proyek konversi konsumsi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 Kg era kepemimpinan SBY-JK. Proyek tersebut diluncurkan mantan Wapres JK pada 2007-2009. Publik banyak mengetahui, proyek in‎i banyak dipegang oleh lingkaran Jusuf Kalla.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka