Washington (ANTARA) – Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu (7/4/2021) mengatakan dia akan berdiskusi dengan anggota IMF mengenai penawaran pembiayaan rendah dan tanpa bunga kepada negara-negara berpenghasilan menengah yang terkena pandemi, tidak hanya negara-negara termiskin.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan ia prihatin dengan negara-negara yang bergantung pada pariwisata dan negara-negara berpenghasilan menengah lainnya yang memiliki fundamental lebih lemah dan tingkat utang yang tinggi, bahkan sebelum pandemi, dan secara umum mendukung pengadopsian definisi yang lebih luas tentang apa yang membuat suatu negara “rentan”.
Dana untuk pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan IMF atau Poverty Reduction and Growth Trust (PRGT) saat ini hanya dapat memberikan pinjaman kepada negara-negara termiskin, yang membatasi kemampuan negara-negara berkembang dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pinjaman berbunga rendah atau nol dari IMF.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga lainnya telah mendesak Kelompok 20 ekonomi utama untuk memperluas pembekuan pembayaran utang bilateral resmi dan kerangka kerja umum baru untuk penanganan utang untuk memasukkan negara-negara tersebut, banyak di antaranya telah terpukul parah oleh pandemi dan ekonominya rontok.
Para pejabat keuangan G20 pada Rabu (7/4/2021) mendukung ekspansi 650 miliar dolar AS dari cadangan darurat IMF, atau hak penarikan khusus (Special Drawing Rights), yang dapat dipinjamkan oleh anggota IMF yang lebih kaya kepada PRGT IMF untuk membantu negara-negara termiskin.
Georgieva mengatakan IMF berharap untuk menyelesaikan pengerjaan proposal formal untuk alokasi SDR 650 miliar dolar AS pada pertengahan Juni, dan juga mencari cara agar anggota IMF dapat meminjamkan cadangan mereka untuk membantu negara-negara miskin.
Dia mengatakan realistis bahwa anggota dapat mengakses cadangan yang diperluas pada pertengahan Agustus, tetapi menolak untuk memperkirakan berapa banyak SDR yang kemungkinan akan dibagikan oleh negara-negara kaya.
Meskipun anggota IMF sudah dapat meminjamkan kelebihan SDR ke fasilitas PRGT IMF, tidak ada mekanisme formal IMF untuk memfasilitasi pinjaman buat membantu negara-negara berpenghasilan menengah.
Georgieva mengatakan masalah itu diangkat selama pertemuan G20 pada Rabu (7/4/2021), mencatat seruan oleh Meksiko dan Argentina untuk keringanan utang yang lebih besar bagi negara-negara berpenghasilan menengah.
Uni Eropa percaya negara-negara berpenghasilan menengah harus dicakup oleh Kerangka Umum G20, Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada komite pengarah IMF yang diposting pada Rabu.
Dia mengatakan kerangka tersebut harus menjadi “proses standar untuk semua kasus restrukturisasi utang, termasuk di negara-negara berpenghasilan menengah,” dan mendesak IMF untuk terus mencari alat tambahan guna melayani kebutuhan anggotanya.
Georgieva mengatakan ada cara lain untuk mendukung negara-negara berpenghasilan menengah, tetapi tidak memberikan rincian spesifik. Dia mengatakan akan membahasnya dengan anggota kemungkinan membuka persyaratan pembiayaan lunak untuk negara-negara tersebut.
Georgieva mengatakan pandangan pribadinya bahwa komunitas internasional harus memperluas pandangannya tentang “kerentanan” lebih luas dari sekadar tingkat pendapatan untuk memasukkan guncangan-guncangan iklim.
“Komunitas internasional harus melihat faktor-faktor lain untuk kerentanan, ketika kami memikirkan cara yang tepat untuk mendukung negara-negara berkembang, dan diskusi itu akan berlangsung cukup intensif selama beberapa bulan ke depan,” katanya.
Sementara Argentina dan Meksiko memperingatkan kemungkinan krisis utang yang membayangi, ketua IMF mengatakan dia tidak memperkirakan krisis utang yang sistemik pada saat ini, tetapi IMF akan tetap waspada. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin