Jakarta, Aktual.com — Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa pihaknya perlu melakukan “pekerjaan yang signifikan” dalam mengkaji masuknya mata uang Tiongkok dalam keranjang mata uang cadangan “SDR” (special drawing rights).

SDR adalah mata uang internasional yang diciptakan IMF untuk mengatasi kesulitan likuiditas internasional dan menjaga stabilitas kurs mata uang. SDR terdiri atas beberapa mata uang anggota IMF yang jumlah ekspornya tinggi, yaitu AS, Jerman, Inggris, Prancis dan Jepang.

Pemerintah Tiongkok berusaha untuk memperluas penggunaan yuan, juga dikenal sebagai renminbi (RMB), oleh karena itu yuan harus masuk dalam SDR, aset cadangan internasional yang saat ini terdiri empat mata uang, yaitu dolar, euro, pound dan yen.

Dewan eksekutif IMF, yang mewakili lembaga beranggotakan 188 negara, akan membuat keputusan akhir pada November, kata seorang pejabat senior IMF.

“Penggunaan internasional RMB telah meningkat, meskipun dari basis yang rendah, sejak kajian valuasi SDR terakhir,” kata IMF dalam sebuah laporan seperti dilansir dari laman AFP, Rabu (5/8).

Menurut IMF, yuan memenuhi kriteria menjadi mata uang yang digunakan untuk ekspor barang dan jasa dalam skala luas. Tetapi persyaratan lain tetap harus diteliti.

“Fokus utama dari tinjauan akan menentukan tentang apakah RMB adalah mata uang yang dapat digunakan secara bebas,” kata IMF.

Dalam pandangan IMF, mata uang yang dapat digunakan secara bebas ditentukan oleh “penggunaan internasional yang sebenarnya dan perdagangan mata uang,” bukan apakah mata uang itu mengambang bebas atau sepenuhnya dapat dikonversi (convertible).

Yuan dikontrol ketat oleh pemerintah Tiongkok, sebuah duri dalam sisi hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat, pemegang saham terbesar IMF. Pemerintah AS telah lama menuduh Tiongkok mempertahankan yuan “undervalued” (di bawah nilainya) untuk meningkatkan ekspornya.

“Pekerjaan yang signifikan tetap diperlukan untuk menginformasikan penentuan Dewan berkaitan dengan inklusi RMB dalam keranjang SDR,” kata laporan IMF.

Pada akhir Mei, IMF mengatakan bahwa pihaknya tidak mempertimbangkan yuan “undervalued”, dan Kelompok Tujuh kekuatan ekonomi (G7) mengatakan mereka sepakat bahwa yuan harus dimasukkan dalam keranjang SDR, namun prosesnya tidak harus terburu-buru.

Terakhir kali keranjang SDR dimodifikasi pada 2000, ketika euro menggantikan franc Prancis dan Deutschemark Jerman.

Apapun hasil keputusan tentang yuan, laporan IMF mengusulkan agar keranjang SDR saat ini tetap berlaku sampai dengan 30 September 2016, dan tidak berakhir seperti direncanakan pada akhir tahun ini, untuk memungkinkan lebih banyak waktu bagi pengguna SDR beradaptasi dengan keranjang baru.

Dewan eksekutif IMF diharapkan akan memutuskan tentang perpanjangan itu pada Agustus.

Artikel ini ditulis oleh: