“Bank Indonesia mengharapkan agar fasilitas baru ini dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan dewasa ini,” kata Agus.

Sementara itu, terkait pengaturan pengelolaan aliran modal, Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan pengelolaan aliran modal sebagai bagian integral dari bauran kebijakan diperlukan untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan dari volatilitas aliran modal yang berlebihan.

Agus sendiri juga menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pembahasan pada forum kerja sama internasional guna memperkuat resiliensi ekonomi dan keuangan dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi dunia yang kuat, berimbang, berkesinambungan, dan inklusif.

Sebelumnya, di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, juga diadakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan IMF-World Bank (WB) dalam rangka persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IMF-WB 2018 di Bali, Indonesia.

Terkait hal ini, Bank Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI) bersama dengan IMF dan WB. Delegasi Indonesia dalam kesempatan pertemuan dengan IMF dan WB tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Nasional Sidang Tahunan IMF-WB 2018, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan