Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seolah masih tak mempercayai kalau konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat sedang menurun, sehingga laju pertumbuhan ekonomi juga masih melambat.
Padahal lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) lebih pesimis dibanding pemerintah dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi. Baik di tahun ini maupun tahun depan. Kondisi karena penyokong pertumbuhan salah satunya konsumsi rumah tangga belum meningkat.
“Kami terus berdiskusi edngan IMF. IMF membacanya seperti apa kondisi makro ekonomi Indonesia, terutama dari sisi pertumbuhan tahun ini dan tahun depan. IMF menginterpretasikannya secara lebih hati-hati. Sedangkan kami menganggap kondisi ini suatu tanda-tanda pemulihan dan kami akan jaga momentumnya,” klaim Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (17/11).
Seperti diketahui, dalam sebuah laporannya pada tahun ini IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen. Sementara tahun depan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan tumbuh 5,3 persen, di bawah target pemerintah di angka 5,4 persen.
“Tapi kan tak ada perbedaan sangat besar, dan kalaupun ada cuma mengenai faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi,” klaim dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid