Jakarta, Aktual.com – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa tingginya utang rumah tangga dapat memicu krisis keuangan dalam jangka menengah.

“Kenaikan utang rumah tangga mendorong pertumbuhan dalam jangka pendek, namun dapat menimbulkan risiko stabilitas makroekonomi dan keuangan dalam jangka menengah,” ujar Laporan Stabilitas Keuangan Global IMF Oktober 2017, Rabu (4/10).

Utang rumah tangga di negara-negara maju dan negara-negara berkembang terus meningkat setelah krisis keuangan global, katanya.

Median atau rata-rata rasio utang rumah tangga terhadap PDB di antara negara-negara berkembang meningkat dari 15 persen pada 2008 menjadi 21 persen pada 2016. Di antara negara-negara maju, rasionya meningkat dari 52 persen menjadi 63 persen selama periode yang sama.

Penelitian tersebut menemukan bahwa ekonomi akan tumbuh lebih cepat dan tingkat pengangguran akan turun dalam jangka pendek ketika rasio utang rumah tangga terhadap PDB meningkat. Namun, selama tiga sampai lima tahun, pertumbuhan utang rumah tangga yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kemungkinan krisis perbankan yang lebih besar.

Laporan IMF juga menemukan bahwa konsekuensi jangka menengah negatif dari utang rumah tangga yang lebih tinggi lebih terasa bagi negara-negara maju daripada pada negara-negara sedang berkembang, di mana partisipasi utang rumah tangga dan pasar kredit lebih rendah.

Dampak-dampak negatifnya bisa semakin kuat bila negara-negara memiliki lebih banyak akun modal terbuka dan nilai tukar tetap, serta sistem keuangan mereka kurang berkembang.

Laporan tersebut mengatakan bahwa dampak negatif dari tingginya utang rumah tangga dapat dikurangi jika negara memperbaiki peraturan keuangan mereka, mengurangi ketergantungan pada pembiayaan eksternal, menerapkan nilai tukar fleksibel, dan ketidakmerataan pendapatan yang lebih rendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka