Jakarta, Aktual.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak terlalu yakin dengan rencana pemerintah untuk membuka keran impor sebagai langkah menekan harga gas untuk industri.
Kepala Divisi Komersialisasi Gas Bumi SKK Migas, Sampe L. Purba menuturkan bahwa menurun harga melalui impor tidak sesederhana yang diharapkan, namun harus melalui banyak tahapan yang efisien hingga harga di end user dapat mencapai ekonomis.
“Tidak serta merta harga impor LNG murah ke tangan end user. Pertama, harga LNG itu bersaing di pasar global. Kedua, LNG untuk sampai ke end user ada faktor kapalnya, ada biaya regastifikasi, dan ada biaya distribusi transportasi. Ini akan murah apabila ada efisien,” ujarnya di Jakarta, Kamis (16/2).
Kemudian Kepala Bagian Humas SKK Migas Taslim Z. Yunus menambahkan, saat ini Indonesia masih mengalami over suplai gas lantaran tingkat permintaan industri nasional tak mampu menyerap produksi yang ada.
Dari total perencanaan produksi Tahun 2017 yang diproyeksi sebesar 272 kargo, sebanyak 52 kargo diproyeksikan untuk alokasi domestik, sedangkan 152 kargo akan dilakukan ekspor. Sisanya 68 kargo belum ada komitmen.
“Ada 52 kargo prioritas domestik, untuk ekspor disepakati 152 kargo. Jadi itu 204 kargo dari 272 kargo pada tahun 2017,” tandasnya.
(Reporter: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka