Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Teuku Burhanuddin mengatakan, kemenhub jangan hanya mengejar faktor ekonomi untuk menambah pemasukan negara tetapi tidak menambah moda transportasi.
“Ekonomi gerus kita jadi lebih baik, maka moda transportasi kita diperlukan lebih banyak. Tapi jangan hanya mengejar ekonomi gerus sehingga kita pusing sendiri tidak ada korelasi,” ujar Teuku Burhanudin pada diskusi Aktual Forum, Minggu (25/1).
Burhan mengatakan, ada penambahan moda baru tetapi dari pihak maskapai itu sendiri. Kelemahan lain, infrastruktur (bandara dan navigasi) yang tidak mendukung sehingga penerbangan terganggu.
“Ekonomi kita bergerak 12 kali lipat, namun demikian kita melihat regulasi penerbangan kita harus ditata”, katanya.
Peningkatan SDM bukan hanya kualitas tapi juga kuantitias, jika tidak seimbang maka akan ada kompetisi yang tidak baik. Utamanya pemerintah harus segera mengatasi hal tersebut.
Mengenai tiket murah atau Low Cost Carriers (LCC) itu hanyalah model. Ada yang namanya full service dengan pelayanan 100% yakni maskapai garuda, medium service dengan konsen pelayanan 90% yakni sriwjaya, sementara LCC adalah biaya murah seperti AirAsia yang konsen pelayanannya 40-60%.
Menurut Burhan, bicara ‘safety’ atau tingkat keamanan, AirAsia termasuk yang terbaik. Mengenai paham atau tidaknya menhub dengan istilah penerbangan, menhub perlu mempelajari ‘efisien English’ agar memahami bahasa inggris dengan baik.
“kita lihat apa yg dilakukan menteri, saya tidak tahu apakah beliau tidak paham atau bagaimana, saya kira perlu lah mereka itu disekolahkan mengenai efisien english,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















