Jakarta, Aktual.co — PT Indonesia Asahan Aluminium memprogramkan pengolahan bauksit menjadi alumina agar tidak tergantung impor. Pengolahan ini merupakan salah satu program pengembangan Inalum.

“Pengembangan tetap berjalan karena perusahaan bertumbuh,” ujar Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi di Medan, Minggu (23/11).

Inalum masih mengimpor alumina yang akan diolah menjadi aluminium dari Australia dan India. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, Inalum memprogramkan pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga mampu menyiapkan bahan baku secara mandiri.

Inalum akan bekerja sama dengan BUMN lain, seperti PT Aneka Tambang (Antam) yang memiliki persediaan biji bauksit cukup banyak. Persediaan biji bauksit relatif memadai sehingga mampu ekspor 50 juta ton pada 2013.

Persediaan alumina yang banyak dapat meningkatkan produksi aluminium menjadi dua kali lipat pada 2019.

“Saya yakin pemegang saham (Inalum) akan mendukung program yang terbaik,” katanya.

Perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara tersebut, juga menyiapkan program pengembangan dari hulu hingga hilir. Setelah menyiapkan pengolahan biji bauksit menjadi alumina sebagai program hulu, Inalum juga menyiapkan program hilir berupa pengembangan aluminium sebagai produk utama menjadi berbagai industri turunan.

Sebagai contoh, pengolahan aluminium menjadi kabel listrik, aloy, dan suku cadang otomotif yang diyakini memiliki peluang pasar yang menjanjikan.

“Toyota saja membutuhkan 68 ribu ton (aluminimu) per tahun. Jadi peluangnya besar,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka