Kepala BPS, Suhariyanto dalam paparannya tadi pagi menyebut, ekspor nonmigas April 2017 yang mencapai US$ 12,19 miliar, berarti turun 7,43 persen dibanding Maret 2017,
“Tapi dibanding ekspor April 2016 naik 12,89 persen,” jelas Suhariyanto.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–April 2017 mencapai US$ 53,86 miliar atau meningkat 18,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$48,90 miliar atau meningkat 19,14 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2017 terhadap Maret 2017 terjadi pada lemak dan minyak hewani sebesar US$ 251,9 juta (12,23 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$ 211,8 juta (149,58 persen).
Berdasar sektor, kata Suhariyanto, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2017 naik 15,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 25,16 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 42,19 persen.
Ekspor nonmigas April 2017 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$ 1,57 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,36 miliar dan India US$ 1,19 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,80 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$ 1,36 miliar.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby