Foto Dokumen: Ketua delegasi mempersiapkan pertemuan pada hari terakhir pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Jakarta, Indonesia, 18 Februari 2022. Mast Irham/Pool via REUTERS/Foto Dokumen

Jakarta, Aktual.com – Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Djulfian Syafrian menyampaikan Indonesia harus memanfaatkan tiga hal pada forum G20 November 2022 mendatang untuk sektor perdagangan dalam negeri.

“Pertama adalah promosi berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, khususnya terkait dengan ekspor ke negara mitra dan juga wisata Tanah Air,” kata Djulfian dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (15/4).

Menurut Djulfian, jika dioptimalkan hal tersebut akan dapat mengurangi defisit perdagangan Indonesia sebagai akibat meningkatnya kinerja ekspor dan juga pariwisata.

Kemudian mencari berbagai peluang di negara-negara lain, sehingga membuka ruang bagi perusahaan Tanah Air agar dapat melebarkan sayap bisnis mereka ke negara-negara mitra.

“Sejauh ini sedikit sekali perusahaan kita yang bisa merambah pasar internasional apalagi global. Banyak perusahaan kita masih jago kandang, hanya mengandalkan pasar domestik,” ujar Djulfian.

Ia menambahkan tentu Indonesia akan sangat bangga jika bisa melihat berbagai perusahaan Tanah Air dapat masuk dan menaklukkan pasar asing.

Terakhir yang perlu dilakukan, menurut Djulfian, adalah menarik berbagai investasi agar masuk ke Indonesia.

“G20 pada dasarnya adalah kumpulan negara-negara yang sangat berpotensi menjadi investor-investor kakap. Oleh karena itu, Indonesia mesti proaktif untuk menangkap para kakap ini agar dapat melabuhkan dananya di Indonesia,” ungkap Djulfian.

Diketahui Indonesia akan memegang Presidensi Group of Twenty (G20)  di mana hal itu merupakan kali pertama Indonesia terpilih sebagai pemegang kursi Presidensi G20 sejak G20 dibentuk pada tahun 1999.

Terdapat sembilan negara anggota yang diundang pada KTT G20 yang diselenggarakan di Bali November 2022 mendatang.

Perwakilan tersebut antara lain Spanyol, Ketua Uni Afrika, Ketua The African Union Development Agency-NEPAD (AU-NEPAD), Ketua Association of South east Asian Nation (ASEAN), Belanda, Singapura, Persatuan Emirat Arab, Ketua The Caribbean Community, dan Ketua Pacific Island Forum (PIF).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra