Jakarta, Aktual.com — Menghadapi tantangan ekonomi dalam kemelut pasar global tahun 2016, Institute National Development and Financial (INDEF) mengumumkan hasil kajiannya mengenai proyesksi ekonomi Indonesia pada tahun 2016.

“Kami telah mempertimbangkan dari tantangan dan berbagai kemungkinan dinamika ekonomi pada tahun depan,” kata Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (26/11).

Lebih jauh Enny memaparkan bahwa INDEF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 hanya sebesar 5,0 persen.

Sedangkan rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan berada di Rp14 ribu per dollar AS. akan tetapi lanjut Enny, jika pemerintah bersama Bank Indonesia dapat berupaya maksimal memperbaiki defisit transaksi berjalan, dan meningkat pertumbuhan ekonomi, makan Rupiah berada Rp13,900 per dollar AS.

Defisit Transaksi berjalan akan berada pada 1,8 persen dari PDB, dengan catatan pemerintah dapat mengoptimalkan paket kebijakan yang berkaitan dengan upaya mendorong ekspor, dan mengunakan bahan baku domestik sebagai subsidi impor.

Tingkat inflasi diperkirakan berada pada 5,0 persen, seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah serta defisit produksi pangan.

Sedangkan pengangguran diperkirakan sebesar 6,1 persen sehingga kemiskinan meningkat menjadi 11,1 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan