Bhima menambahkan kenaikan harga BBM bisa membatasi konsumsinya, sehingga impor BBM pun bisa ditekan. Namun, sebaliknya kalau harga BBM tidak dinaikkan, impor minyaknya akan makin memukul rupiah.
“Setiap impor, kita butuh beli dolar AS. Sebagai negara ‘net importer’ minyak, tiap hari lebih dari 800 ribu barel BBM harus diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” katanya.
Ditambah lagi, lifting minyak mentah juga terus turun hingga di bawah 800 ribu barel per hari sehingga impor minyak mentah makin membesar.
“Akibatnya, CAD (current account deficit atau defisit transaksi berjalan) akan makin melebar mendekati tiga persen batas aman,” kata Bhima.
Hal senada dikemukakan pengamat energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro. Menurut dia, dengan kondisi saat ini yakni tingginya harga bahan baku minyak mentah dan pelemahan rupiah, menjadi suatu kewajaran jika pelaku usaha menyesuaikan harga BBM.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid