Target RAPBN 2018 terlalu rendah, utang terus meroket. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – APBN 2018 sudah disetujui DPR pekan lalu. Pemerintah sendiri menargetkan di tahun depan tetap mematok defisit anggaran mencapai 2,19 persen atau setara dengan Rp325,9 triliun.

Utang pemerintah sendiri di tahun depan menargetkan penerbitan utang baru melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp414,52 triliun dan pinjaman (neto) sebesar Rp15,5 triliun. Tapi dengan potensi defisit yang lebih besar, maka Indef melihat total utang di tahun depan bisa melebihi Rp429,57 triliun.

“Defisit 2,19 % di APBN 2017 masih bisa melebar di tahun depan. Apalagi belanja dalam APBN 2018 dihadapkan pada dilema, stimulus fiskal melawan belanja di tahun politik,” tandas Rusli Abdullah kepada Aktual.com, Minggu (29/10).

Potensi yang membuat defisit meninggi adalah, adanya kenaikan harga minyak mentah dunia, yang sudah mulai merambat naik sejak awal 2017 ini.

“Tentu saja, kenaikan ini akan menekan harga minyak dalam negeri. Sehingga berdampak ke harga jual BBM (Bahan Bakar Minya), apakah Pemerintah Jokowi berani menaikkan harga BBM?” sebut dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid