Tentu saja, kata dia, pemerintah Jokowi tak akan membiarkan harga BBM dalam negeri melonjak di tahun politik, karena pemerintah terutama Jokowi juga butuh pencitraan. “Sehingga, hal itu bukan kebijakan yang populis,” ucapnya.

Sehingga dengan begitu, sebut Rusli, sudah sangat mungkin subsidi BBM akan meningkat di 2019 nanti, dan saat ini di APBN 2018 juga sudah tinggi. Sekalipun ada sedikit berkurang.

“Jadi kondisi itu, maka APBN 2018 sangat mungkin defisit yang dipatok 2,19 persen akan meningkat. Dan bisa mendekati 3 persen. Ini bukti APBN 2018 tidak sehat,” ungkap Rusli.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid