Jakarta, Aktual.com – Analis kebijakan publik Abdulrachim Kresno menegaskan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Badung sangat merugikan bagi Indonesia dan terindikasi mark up oleh pihak pengambilan kebijakan.
Ditinjau dari prosfeknya, proyek ini hanya berjarak singkat 143 km dengan biaya yang jauh lebih mahal. Sehingga dengan banyaknya ketersediaan pilihan moda transportasi yang ada untuk Jakarta-Bandung, tentu akan kalah saing dan merugi.
“Kereta cepat Jakarta-Bandung jaraknya terlalu pendek (143 Km) sehingga penumpangnya terlalu sedikit, banyaknya moda transportasi lain yang menjadi saingan walaupun mempunyai waktu tempuh yang lama,” kata Abdurachim secara tertulis, Sabtu (9/12).
Kemudian yang menjadi janggal, Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung diakui sebagai proyek B to B (Business to Business), tapi melibatkan 4 BUMN yang kemampuan modalnya tidak memadai, hingga hal ini juga mengancam keuangan BUMN jika proyek ini gagal.
Lalu proses tendernya sangat mencolok aroma ketidak adilan dan berpotensi menimbulkan ketegangan politik.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.