Jakarta, Aktual.com – Lembaga survei Indocon merilis hasil survei Pilkada DKI Jakarta 2017 yang dilakukan hingga akhir Oktober 2016. Hasil jajak pendapat Indocon menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok-Djarot tergerus hingga mencapai 30,1 persen, jauh merosot dibandingkan dengan hasil sejumlah lembaga sigi periode September-Oktober 2016 dengan proyeksi terpilih hingga 45 persen.

“Sebenarnya tingkat kepuasan terhadap petahana, ke Ahok jauh lebih tinggi daripa Djarot. Seharusnya, ini jadi modal sosial yang harus dimanfaatkan oleh Ahok. Tapi, secara menyeluruh separuhnya tidak puas dengan petahana,” ujar Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid saat jumpa pers bertajuk “Menakar Peluang Petahana dan Penantang” di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (13/11).

Sementara dari kelompok penantang, elektabilitas pasangan Anies-Sandi tertahan di 21,6 persen. Dan secara mengejutkan, pasangan Agus-Sylvi “menyodok” raihan dukungan sebesar 26,4 persen. Sedangkan, suara mengambang masih sekitar 22 persen. Yang menarik, lanjut Fajar, survei tersebut dilakukan sebelum mencuatnya kasus dugaan penistaan agama oleh salah satu kandidat calon gubernur. Namun, sentimen masyarakat terhadap pemimpin beda agama sudah menjadi masalah.

“Ternyata pemimpin non muslim jadi masalah. Terlepas dari adanya kasus surat Al-Maidah. Sentimen sudah terbelah, 48 persen menginginkan harus muslim, dan 32 persen menganggap tidak masalah. Ini mungkin jadi alasan kenapa aksi ummat islam kemarin itu luar biasa,” katanya.

Selain persoalan agama, Pilkada DKI juga diwarnai oleh kontoversi pemimpin dari “etnis minoritas”. Kendati demikian, pemimpin etnis minoritas lebih ditoleran daripada pemimpin beda agama. Sebesar 62,2 persen masyarakat menganggap pemimpin beretnis minoritas tidak jadi masalah.

Namun, faktor kesukaan atau ketidaksukaan menjadi pengaruh paling kuat terhadap calon kandidat. Kesukaan masyarakat terhadap figur Ahok hanya tersisa 56, 6 persen meskipun gubernur nonaktif DKI Jakarta itu menjadi tokoh paling populer diantara para penantang lain. Padahal, kepopuleran Ahok mencapai 97,0 persen.

Sementara, masyarakat yang suka dengan sosok Agus mencapai 85,2 persen dengan tingkat kepopuleran 83,4 persen. Dan untuk Anies, kesukaan masyarakat sebesar 86 persen dengan tingkat popularitas 80,8 persen. “Yang lain popularitasnya enggak terlalu tinggi, tapi yang suka proporsinya lebih banyak. Ini jadi konteks yang mempengaruhi pilihan,” jelas Fajar.

*Nailin

Artikel ini ditulis oleh: