Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —  Indonesia akan meminta kontribusi masyarakat global yang ikut menikmati oksigen (O2) dari upaya menjaga hutan bakau (mangrove) dan hutan sebagai paru-paru dunia.

“Indonesia merupakan negara yang mampu melepaskan oksigen yang dihirup masyarakat di dunia,karena mangrove kita yang luasnya 3 juta hektare terbesar di dunia, padang lamunnya juga terbesar di dunia,” ujar Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (1/11)’

Menko Kemaritiman menjelaskan, “Itu semuanya mengemisi atau mengeluarkan oksigen yang kita gunakan untuk bernapas, dan berarti bangsa-bangsa di dunia utang ke Indonesia karena dikasih oksigen kok gratis.”

Sikap pemerintahan Jokowi-JK itu dijelaskan oleh Indroyono, saat menanggapi pertanyaan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamudji dalam kunjungan kerja perdana Menko Kemaritiman.

Tatto mempertanyakan sesungguhnya untuk apa upaya pemulihan 32.000 hektare hutan mangrove di Laguna Segara Anakan, yang kini hanya tersisa 600 hektare akibat sedimentasi itu. Dalam arti, apa manfaat langsung pemulihan lingkungan itu bagi masyarakat setempat.

Untuk itu, Indroyono menguraikan, jika hutan mangrove itu bisa dipulihkan dan dipelihara, maka akan menyerap karbondioksida (CO2) dan selanjutnya mengeluarkan oksigen (O2) yang digunakan untuk bernapas bagi manusia dan mahluk lainnya.

Karena itu, lanjutnya, Kementerian Kemaritiman akan mengundang tim untuk menghitung berapa juta meter kubik karbondioksida (CO2) yang terserap oleh hutan mangrove Cilacap, dan berapa juta meter kubik oksigen (O2) yang dikeluarkannya.

“Nanti kita jual ke luar negeri. Itu (masyarakat luar negeri) harus bayar. Kalau dia bayar, maka ada pemasukan untuk Pemerintah Kabupaten Cilacap yang dapat digunakan untuk memelihara dan memperluas mangrovenya. Itu rencana kami,” katanya.

Dia mengatakan bahwa keberadaan mangrove juga memiliki peran sebagai tempat pemijahan ikan.

“Jadi, kalau mangrovenya bagus, di bawahnya pasti banyak ikan,” ujar pakar penginderaan jarak jauh (remote sensing) bersatelit itu.

Selain itu, dia menyatakan, buah mangrove juga dapat digunakan sebagai bahan baku makanan yang memiliki nilai gizi tinggi.

Terkait hal itu, Indroyono Susilo mengajak masyarakat untuk melestarikan keberadaan hutan mangrove.

Artikel ini ditulis oleh: