Jakarta, Aktual.com – Pemerintah Indonesia sedang melakukan evaluasi formula patokan penetapan harga minyak (Indonesia Crude Price/ICP). Pasalnya, penggunaan referensi rim dan plats yang dilakukan selama ini dirasa sudah tidak sesuai dengan pekembangan harga minyak dunia yang terus mengalami fluktuasi secara cepat.

“Kita adjust formula ICP. Selama ini kita tergantung referensi rim sama plats. Sekarang lebih banyak mengacu ke Brent. Kita lihat juga attachmentnya ke Brent dan WTI,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja di Kantor Kementerian WSDM Jakarta, Jumat (17/6).

Kemudian saat ini dia mengaku sedang intensif melakukan simulasi analisis  Plat, Rim, Brent dan WTI agar menemukan patokan harga yang lebih realistis dengan kondisi harga minyak sekarang serta meningkatkan daya tarik minyak Indonesia di pasaran.

“Jadi jangan sampai harga kita terlalu murah atau terlalu mahal. Kalau terlalu murah kita rugi, kalau rerlalu mahal enggak ada yang beli,” tambah Wirat.

Dia menegaskan tidak mau lagi kecolongan dengan rendahnya kualitas minyak yang tidak sesuai dengan referensi.

“Jangan sampai kita menggunakan referensi yang terlalu tinggi, tapi kualitas minyak kita tidak sebagus referensi itu. Nanti pada waktu jual enggak ada yang beli. Atau harga rendah, pembelinya keenakan. Dapat minyak bagus harga rendah,” kata Wirat.

Kementerian ESDM menargetkan perubahan referensi minyak bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

“Kita masih tunggu keputusan Menteri, tapi ditargetkan bulan depan bisa diterapkan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka