Jakarta, Aktual.com — Pemerintah RI melalui Kementerian ESDM dan pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake, telah menandatangani nota kesepahaman mengenai pembentukan Power Working Group di Kantor Pusat PT PLN (Persero). Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung program pembangunan listrik 35.000 MW.
“Baru saja kita menandatangani MoU kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat sebagai Power Working Group yang dimaksudkan untuk mendukung program pembangunan listrik 35.000 MW,” kata Menteri ESDM Sudirman Said kepada wartawan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (2/9).
Menurutnya, kerja sama ini juga bertujuan untuk membuka peluang kepada perusahaan ketenagalistrikan asal AS untuk ikut dalam lelang proyek-proyek pembangkit listrik di Indonesia.
“Ruang lingkupnya mulai dari ikatan antar pemerintah sampai memberi peluang bagi perusahaan swasta untuk ikut terlibat menyukseskan program 35.000 MW,” ujar Sudirman.
“Kita tahu (proyek listrik 35.000 MW) ini tidak ringan, kita butuh dukungan dari berbagai pihak, dari semua negara yang punya minat dan kemampuan. Kita tahu bahwa Amerika Serikat negara yang kemampuannya di bidang ketenagalistrikan sudah teruji,” imbuh dia.
Diakuinya, sejauh ini belum ada pembicaraan berapa besar investasi yang akan digelontorkan oleh pihak AS, pembangkit mana saja yang disasar oleh perusahaan-perusahaan AS, sistem kontrak jual beli listrik, dan sebagainya.
Pasalnya, dengan ditandatanganinya MoU pada hari ini, ke depan kedua belah pihak akan membicarakan Business to Business (B to B) antara PLN dan perusahaan-perusahaan AS.
“Selebihnya akan ada proses B to B antara PLN dengan pelaku bisnis di bidang ketenagalistrikan,” tutup Sudirman.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka