Jakarta, Aktual.com – Dubes RRC Xiao Qian, menyatakan pemerintah Republik Indonesia (RI) bersama-sama dengan pemerintah Republik Rakyat China (RRC) sepakat untuk meningkatkan kerja sama kemitraan komprehensif antara kedua negara.

“Terima kasih atas upaya dari kedua belah pihak, khususnya kepemimpinan yang kuat dari Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo, kemitraan strategis komprehensif telah menikmati pengembangan yang kokoh dan stabil,” kata Xiao Qian dalam acara Seminar Lima Tahun Kerja Sama Strategis dan Komprehensif Indonesia-Tiongkok yang digelar di Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut dia, kerja sama tersebut juga telah melangkah ke dalam tahapan baru pertumbuhan yang cepat.

Hal tersebut, lanjutnya, terindikasi antara lain dari tingginya pertemuan bilateral antara kedua kepala negara.

Dubes RRC mengingatkan bahwa selama setahun terakhir, Presiden Xi Jinping telah mengunjungi Indonesia dua kali, dan Presiden Joko Widodo telah mengunjungi China lima kali.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa pemimpin kedua negara juga telah mengkonsolidasikan konsensus politik antara lain dalam “Belt and Road Initiative” pemerintah RRC dengan Poros Maritim Dunia yang merupakan visi pemerintah RI.

Sebelumnya pada Mei 2018 lalu, pejabat kedua negara juga telah secara resmi memulai kerja sama untuk membangun Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, inisiatif dari Presiden Jokowi yang meliputi antara lain Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penyelesaian perundingan perjanjian dagang melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/ RCEP) dinilai krusial di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

“Kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan tarif bea masuk memicu memanasnya hubungan dagang dengan China,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di sela-sela KTT ASEAN ke-33, Suntec Convention Centre, Singapura, Selasa (13/11).

Mendag mengatakan memanasnya hubungan dagang antara kedua negara adidadaya itu tidak membawa dampak positif bagi negara-negara ASEAN.

Enggartiasto berpendapat bahwa dengan perang dagang tidak ada satupun pihak yang diuntungkan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: