Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengemukakan RI dan Tiongkok menandatangani sebanyak 12 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama di berbagai sektor perekonomian.
“Kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok masih menyisakan ruang yang luas untuk meningkatkan kemanfaatan bagi Indonesia yang belum terpenuhi,” kata Suryo Bambang Sulisto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (9/11).
Sebagaimana diketahui, Ketua Kadin mengikuti acara Forum Bisnis Indonesia-Tiongkok yang digelar di Beijing dan dibuka secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sebanyak 12 MoU kerja sama antara RI-Tiongkok antara lain di sektor logistik antara PT Zadasa dengan Shen Zhen Tian He Wei Hang dengan investasi mencapai 5,510 juta dollar AS, PT Resteel Industry dengan China Railway Construction, PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group dengan investasi mencapai 1,3 juta dollar AS, serta Maspion Group dengan Shining Resources dengan total investasi 100 juta dollar AS untuk pembangunan smelter.
Selain itu, Global Sukses Group, Cahaya Sukses International dengan Fujian Tian Mao dengan investasi 1,5 juta dollar AS, PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings mencapai 120 juta dollar AS, PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining mencapai 775 juta dollar AS, PT Sinar Sukses Mandiri dengan zhong Ji Hao mencapai 306 juta dollar AS.
Selanjutnya, PT Indonesia Energy Prima dengan SDIC International Trade mencapai 350 juta dollar AS, PT Kayan Hydro Energy dengan Shanghai Electric Power mencapai 17,8 milyar dollar AS, PT Adaro Power dengan China Shenhua Overseas, serta PT MAESA Optimalah Mineral dengan Vansun Holding Group.
“Sekarang Indonesia perlu berusaha mendapatkan kemanfaatan kerjasama regional maupun bilateral secara optimal bagi kemakmuran rakyat, seperti dengan Tiongkok yang sebenarnya hubungan kerjasamanya sudah terjalin lama,” kata Ketum Kadin Indonesia.
Suryo juga mengatakan, kerja sama regional ASEAN juga terus berkembang secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal karena pada 2015 nanti akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, secara horizontal dengan negara-negara lain.
Kadin Indonesia, menurut dia, akan melakuan upaya-upaya serta melakukan orientasi kerjasama dengan negara lain, khususnya dengan Tiongkok yang dinilai cukup strategis.
“Adanya keinginan Pemerintah China membangun Jalan Sutera Abad 21 kita menyambut baik sebagai dorongan untuk mempercepat visi Indonesia sebagai Negara Maritim,” ujar Suryo.
Sebagaimana diberitakan, lawatan pertama Presiden Joko Widodo ke sejumlah negara mulai dari Tiongkok, Myanmar, hingga Australia dinilai penting untuk memperkuat kepentingan nasional seperti menarik lebih banyak investasi guna membangun Indonesia.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memaparkan kepentingan nasional Indonesia antara lain sebagai upaya untuk meningkatkan investasi yang dinilai dapat membantu pengembangan infrastruktur di berbagai daerah di Tanah Air.
Saat ini, Indonesia juga dinilai membutuhkan banyak investasi guna menunjang beragam program seperti tol laut yang bakal membantu mewujudkan konsep Poros Maritim Dunia yang digagas Presiden Joko Widodo.
Artikel ini ditulis oleh: