Chief Economist IDB Savas Alpay (kiri) didampingi Chairman of Fiscal Policy Agency Suahasil Nazara (kedua kiri), Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal OJK Sardjito (kedua kanan) dan Director, Infrastructure Department IDB Group Waled Abdulwahab (kanan) menjadi pembicara saat diskusi dan seminar pada rangkaian Sidang Tahunan ke 41 Islamic Development Bank (IsDB) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (17/5). Seminar tersebut akan membahas secara mendalam mengenai sukuk, sebuah obligasi syariah, yang sangat tepat diterapkan kepada negara-negara anggota IsDB termasuk Indonesia, terutama untuk pembangunan infrastruktur. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/16

Jakarta, Aktual.com — Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyatakan Indonesia mendapatkan pinjaman sebesar 5 miliar dolar AS dari Bank Pembangunan Islam (IDB) yang rencananya diteken pada Rabu (18/5).

“Sekarang kami punya komitmen dengan IDB di mana IDB akan memberi pinjaman 5 miliar dolar AS yang akan ditekan besok (Rabu, 18/5),” kata Sofyan di sela-sela seminar pada Sidang Tahunan ke-41 Bank Pembangunan Islam (IDB) di Jakarta, Selasa (17/5).

Namun, Sofyan tidak menjabarkan secara spesifik program-program apa saja yang termasuk dalam bantuan 5 miliar dolar AS tersebut.

“Itu akan digunakan untuk berbagai macam program, untuk proyek yang dimulai tahun ini,” ucap Sofyan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tidak ada hambatan-hambatan terkait pemberian pinjaman itu.

“Tidak ada, cuma sebelumnya kan IDB tidak punya kantor di Jakarta selama ini cuma dikelola dari Jeddah, sekarang IDB sudah punya kantor di Jakarta dan organisasi yang cukup kuat di sini,” ujarnya.

Oleh karena, kata dia, IDB melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat memainkan peran lebih besar di IDB.

Sementara itu, pemerintah Indonesia dan Bank Pembangunan Islam (IDB) juga direncanakan menandatangani Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020 pada Selasa (17/5) malam.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan terdapat tiga proyek yang menjadi fokus perhatian dalam MCPS 2016-2020.

“Pertama, proyek perbaikan kawasan kumuh, nilainya sekitar 365 juta dolar AS. Kemudian ada juga proyek pengembangan 4 universitas dan lembaga pendidikan tinggi Islam 176,5 juta dolar AS serta perluasan dan pengembangan jaringan listrik dengan nilai proyek 330 juta dolar AS,” katanya.

Menurut Bambang, kita bisa melihat bahwa IDB selain masuk ke sektor pendidikan, namun masuk juga ke sektor industri dan juga proyek-proyek sosial, misalnya di kawasan kumuh.

“Khusus untuk proyek kawasan kumuh, IDB akan “co-financing” dengan Bank Dunia dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Jadi, menurut kami ini salah satu inisiatif yang sangat bagus untuk semua bekerja sama membangun Indonesia mengurangi atau memperbarui kawasan kumuh yang ada,” ucap Menkeu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka