Jakarta, Aktual.com – Indonesia dinilai berpotensi untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global, dengan jumlah populasi Muslim yang merupakan salah satu terbesar di dunia.

Selain itu, menurut President Director Prudential Indonesia Jens Reisch melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (19/5), juga didukung oleh kesamaan beberapa nilai syariah dengan nilai kehidupan budaya orang Indonesia.

Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, tambahnya, melalui unit asuransi syariah pihaknya terus berupaya menjadi kontributor terkemuka yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia.

“Kami menerapkan prinsip ‘sharia for all’ atau ‘Syariah untuk Semua’ dan menghadirkan produk asuransi jiwa syariah dapat diterima oleh lebih banyak lapisan masyarakat Indonesia,” katanya.

Terkait hal itu, Reishc menyebutkan asuransi syariah PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) selama 2019 mampu memberikan kontribusi pendapatan bruto terhadap perusahaan sebesar Rp3,7 triliun.

Selain itu unit syariah Prudential Indonesia juga mampu mempertahankan total aset yang stabil sebesar Rp9,1 triliun.

“Hasil positif ini berhasil kami capai berkat kepercayaan nasabah yang terus meningkat dalam 13 tahun terakhir, serta kerja keras para tenaga pemasar berlisensi syariah Prudential Indonesia lebih dari 114.000 orang, terbesar di industri,” katanya.

Sementara itu Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Afdhal Aliasar, mengungkapkan didukung dengan jumlah populasi Muslim yang mencapai lebih dari 87 persen, ekonomi berbasis syariah dapat membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut lagi, katanya, sistem dan value dari ekonomi dan keuangan syariah dan juga sangat memperhatikan ketahanan ekonomi dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dengan terus mempromosikan pembagian risiko (risk sharing) dan integrasi antara keuangan komersial dan sosial, maka kehadiran ekonomi dan keuangan syariah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam memastikan ketahanan ekonomi dan inklusi, terutama di masa pandemi ini,” katanya.

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin