Direktur Jenderal IAEA menyambut hangat kedatangan Duta Besar Djumala di Wina, serta menyatakan kesiapan IAEA untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di bidang aplikasi IPTEK nuklir untuk pembangunan.
Gagasan tersebut dinilai sejalan dengan misi IAEA untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Jenderal IAEA juga menyampaikan apresiasi atas peranan penting Indonesia di IAEA dan berbagai kontribusi Indonesia dalam mendukung kinerja IAEA, seperti transfer teknologi nuklir kepada negara-negara lain di kawasan, antarnegara berkembang dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan melalui program RCBI (Regional Capacity Building Initiative), dan bantuan untuk renovasi laboratorium IAEA di Seibersdorf.
IAEA adalah sebuah organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer.
IAEA berfungsi sebagai forum antarpemerintah untuk kerja sama ilmiah dan teknis dalam penggunaan teknologi nuklir dan tenaga nuklir secara damai di seluruh dunia.
Sekretariat IAEA berada di Wina, Austria, sedangkan jumlah anggotanya 168 negara.
KBRI/PTRI Wina memiliki peranan penting dalam mewujudkan prioritas-prioritas tersebut mengingat ruang kerja KBRI/PTRI Wina di samping bilateral juga meliputi kerja sama multilateral terkait pemanfaatan IPTEK nuklir untuk tujuan damai dan perlucutan senjata nuklir bagi perdamaian dunia.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan