Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengirimkan sekitar 96 ton bawang merah ke Thailand untuk diekspor. Nilai transaksi dari ekspor ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 3,4 miliar.

Mentan SYL menyatakan rasa syukurnya karena pada saat banyak negara menghadapi cuaca ekstrem, Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya dengan menghasilkan berbagai komoditas, termasuk bawang merah, untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Dia menjelaskan bahwa selama ini, bawang merah telah menjadi komoditas utama Indonesia.

“Saya selalu katakan bahwa bawang merah itu adalah kekuatan kita sebagai bangsa indonesia. Namun harus kita ingat juga bahwa saat ini kita sedang menghadapi El Nino yang bisa mengganggu jalanya produksi,” ujar Syahrul dalam siaran resminya, Kamis (10/8).

Guna menghadapi tantangan tersebut, dia mengundang semua pimpinan daerah, termasuk Bupati dan Gubernur, untuk segera terlibat aktif dalam membantu para petani yang sedang berproduksi. Menteri Pertanian berharap sektor pertanian terus mengalami kemajuan dan tetap menjadi tulang punggung utama dalam menguatkan ekonomi negara.

“Ancaman El Nino ada di mana-mana tapi kita harus turun tangan melakukan penanaman berbagai komoditi pertanian. Kita tahu ancamannya panas ini akan membuat air kurang dan produktivitas terganggu. Tapi inisiatif para Gubernur, Bupati yang berjuang mendampingi petani bisa membuat kita mampu melewati semua tantangan yang ada,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, produksi bawang merah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Dia menyebutkan, pada tahun 2022 produksi nasional bawang merah mencapai 1,5 juta ton, di mana kebutuhannya hanya sekitar 1,2 juta ton.

“Artinya secara nasional kita masih surplus bawang merah dan tentu yang sangat membanggakan adalah berbagai program yang sudah dilaksanakan Kementan sejak tahun 2017 sampai sekarang kita sudah tidak pernah mengimpor bawang merah lagi,” ujar Prihasto.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra