Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat membentuk sebuah organisasi pengelolaan kelapa sawit, yang diberi nama ‘Council of Palm Oil Production Country’. Organisasi tersebut nantinya bukan hanya mengelola produksi dan penjualan minyak mentah yang dihasilkan dari kelapa sawit (atau dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO)).
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli menjelaskan, melalui organisasi tersebut Indonesia dan Malaysia akan mencoba untuk mengembangkan produk yang bahan dasarnya dari kelapa sawit.
“Kita ingin ‘maintance’ supaya nilai tambahnya (kelapa sawit) makin lama makin besar. Jangan hanya jual CPO-nya saja. Kita harus jual misalnya, produk bahan baku margarin, itu nilai tambahnya 10 kali lebih besar dari CPO. Bahan baku kosmetik, itu nilai tambahnya 15 kali,” jelas Rizal Ramli, kepada Aktual.com, usai pertemuan bilateral dengan Malaysia, di Jakarta, Sabtu (3/10).
Tak hanya itu, Rizal menyakini dengan adanya kerjasama soal kelapa sawit dengan Malaysia, Indonesia juga bisa mengembangkan produk bahan bakar ramah lingkungan. Dia menyebut, produk itu sebagai generasi kedua dari CPO.
Menurut mantan Menteri era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut, produk generasi kedua itu juga dapat menghemat devisa negara, sekaligus membantu Pertamina dalam memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak masyarakat.
“Untuk ‘second generation’ bio diesel, sehingga bisa dicampur dengan premium. Itu nilai tambahnya 15 kali lebih. Dan kalau kita bisa lakukan itu, akan menghemat devisa kita. Nggak usah impor BBM lagi. Sekarang kan baru generasi pertama, bisa dicampur dengan solar. Harus bisa dicampur dengan premium. Nah, itu namanya generasi kedua dari bio energi,” paparnya menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: