Jakarta, aktual.com – Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta menyerukan konsensus politik dan transisi demokrasi damai diwujudkan di Suriah, usai kejatuhan rezim Presiden Bashar Al-Assad.
“Konsensus politik nasional, transisi demokratis yang damai, serta rekonstruksi atau pemulihan ekonomi dan pembangunan harus jadi prioritas Suriah di tahap selanjutnya,” kata Anis melalui pernyataan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Selasa (10/12).
Anis mengatakan Indonesia terus memantau secara cermat dinamika situasi yang berkembang di Suriah usai runtuhnya rezim Baath.
Baath merupakan partai yang sebelumnya berkuasa selama 61 tahun di Suriah dan pada 1970-2000 dipimpin oleh presiden Suriah saat itu, Hafez al-Assad yang adalah ayah Bashar Al-Assad. Bashar kemudian menjabat sekretaris jenderal di partai tersebut.
Anis berharap perubahan rezim di Suriah menjadi momentum bagi rakyat negara itu untuk mewujudkan hidup yang lebih baik. Ia juga menyerukan kepada semua pihak di Suriah agar senantiasa mengutamakan keamanan dan keselamatan rakyat.
“Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik,” ucap Anis.
Kemlu RI pada Minggu (8/12) menyerukan supaya proses transisi pemerintahan di Suriah dilakukan secara inklusif, demokratis, dan damai, demi kepentingan bersama seluruh rakyat Suriah usai jatuhnya rezim Assad.
Indonesia pun menyerukan kepada semua pihak untuk menjamin perlindungan warga sipil di Suriah sesuai hukum internasional, terutama hukum humaniter dan hukum HAM.
Sementara itu, Kemlu RI memastikan bahwa KBRI Damaskus telah mengambil semua langkah yang dipandang perlu untuk memastikan keselamatan WNI di Suriah. Menurut catatan Kemlu RI, saat ini masih ada 1.162 WNI yang menetap di Suriah.
Kepemimpinan Bashar Al-Assad di Suriah jatuh pada Minggu setelah pasukan militer rezimnya kehilangan kendali atas Ibu Kota Damaskus, yang diserbu pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu (7/12).
Takluknya Damaskus menjadi babak akhir dari perang saudara Suriah yang berlangsung sejak 2011.
Tak lama usai Damaskus jatuh ke kelompok oposisi, Assad dilaporkan melarikan diri dari Suriah. Pada Senin (9/12), Rusia mengonfirmasi bahwa Assad beserta keluarganya sudah tiba di Rusia dan diberi suaka.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain