Segera setelah itu, Panita memperbaiki gedung-gedung untuk persidangan, yaitu Gedung Merdeka, bekas tempat sosialiteit Belanda yang dulu namanya “Concordia”, yang pernah tebakar kalau tidak salah waktu peristiwa “Bandung Lautan Api”.
Tempat penginapan untuk sekitar 1.500 tamu peserta dan 500 wartawan juga dipersiapkan secara saksama. Gedung Dana Pensiun dirapikan dan diberi nama baru: Gedung Dwiwarna. Demikian juga halnya terhadap Hotel Homann, Preanger, Astoria, Orient, dan lain-lain; dan juga bungalow-bungalow di sepanjang Jalan Lembang dan Ciumbuleuit untuk para ketua Delegasi. Juga Masjid Agung Bandung, lapangan terbang, stasiun kereta api, jalan besar dari Jakarta ke Bandung dan jalan-jalan tertentu di Kota Bandung sendiri.
Jaringan hubungan telegram dan telepon ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan tuntutan konferensi internasional. Tak ketinggalan keseriusan mempersiapkan para penerjemah untuk berbagai bahasa yang sebagian didatangkan dari luar negeri. Dalam perhelatan akbar seperti ini, perlu semangat gotong-royong dan tanggung jawab semua pihak.
Hal ini diingatkan oleh Bung Karno pada 1.700 barisan keamanan yang terdiri dari CPM dan para prajurit lainnya: “Tidak ada tugas yang tidak penting. Baik saudara-saudara karena yang berdiri di bawah panas yang terik, atau basah kuyup, maupun orang-orang yang duduk ber-Konferensi dalam kamar-kamar, mempunyai tugas yang sama pentingnya, yang minta tanggung jawab.”
Semangat penyelenggara mendapat suntikan motivasi baru. Di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan konferensi, 14 sarjana humanis kenamaan dari berbagai aliran dan kepercayaan di Amerika Serikat mengirimkan surat kepada PM Ali. Di antara mereka terdapat nama-nama: Miss Emily G. Back, seorang ekonom dan sosiolog, pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian; penulis wanita Pearl Buck, pemenang Hadiah Nobel, dan juga pemenang Hadiah Pulitzer; S.R. Marlow, mahaguru agama; Lewis Munford, ahli filsafat dan sejarah, dan lain-lain. Surat itu, selain mengharapkan suksesnya Konferensi A-A, juga berisi kalimat-kalimat sebagai berikut:
Banyak penduduk dunia hidup dalam kemelaratan, banyak yang hidup dirundung ketakutan, banyak lagi yang asyik membentuk blok-blok. Di tengah-tengah tekanan dan kekacauan situasi demikian, kami membuat surat ini untuk menganjurkan kepada Tuan: bukanlah keragu-raguan tetapi keberanian, bukannya perhitungan-perhitungan tetapi kebijaksanaan, bukannya tindakan-tindakan sesuka sendiri, tetapi disiplin, bukannya rencana untuk sesuatu blok tetapi kemajuan cita-cita universal.
Bersambung
Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual
Artikel ini ditulis oleh: